FILSAFAT
Filsafat menurut Preus (2007) dari kata serapan bahasa arab “falsafah”.
Juga berasal dari bahasa Yunani philosophia, merupakan kata majemuk;
dimana philos berarti cinta dan sophia artinya bijaksana. Philo berarti cinta
dalam arti luas yaitu “ingin” dan karena itu seseorang berusaha
mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
Pengertian filsafat adalah telaah kefilsafatan yang mengandalkan
penalaran logika dengan mengedepankan berpikir secara radic (sedalam-dalamnya)
dan spekulatif. Filsafat yaitu hasil akal seorang manusia yang mencari dan
memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya, atau ilmu yang mempelajari
dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu. Berfikir filsafat
mempunyai karakteristik ; menyeluruh, mendasar dan spekulatif.
Philosophia atau
kata filsafat untuk pertama kali dimunculkan oleh Pythagoras, namun orang
Yunani pertama yang diberi gelar filsuf adalah Thales (640-546 SM). Thales
adalah seorang filsuf yang mendirikan aliran filsafat alam semesta atau kosmos.
Menurutnya, filsafat adalah suatu penelaahan terhadap alam semesta untuk
mengetahui asal mulanya, unsurnya, dan kaidahnya.
Pandangan pakar tentang filsafat :
Plato (427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang
ada, filsafat yaitu ilmu pengetahuan yang dapat memenuhi keinginan mereka yang
ingin mencapai kebenaran yang sesungguhnya.
Aristoteles (384-322 SM), murid Plato mengatakan filsafat melakukan
telaah tentang sebab dan asas segala benda. Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Descartes (1590-1650 M), filsafat adalah kumpulan segala ilmu
pengetahuan dimana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan yang
utama.
Dan masih banyak lagi pendapat pakar. Dari beragam pandangan para
pakar, esensi filsafat yaitu telaah kefilsafatan tentang suatu objek tertentu
yang mengandalkan pemikiran yang mendalam/radic dengan menggunakan hukum
skeptis dan dialektika untuk melahirkan sesuatu ilmu yang melandaskan objeknya
pada Tuhan, alam, dan manusia.
Filsafat dimulai dengan rasa ragu-ragu akan sesuatu
(kebenaran/kepastian) dan rasa ingin tahu akan sesuatu (kebenaran/kepastian)
itu. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa
yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya
akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini.
Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk
berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita
jangkau. Mengevaluasi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang kita
ketahui. Mengetahui kekurangan bukan untuk merendahkan, namun secra sadar
memanfaatkan, untuk lebih jujur dalam mencintai.
No comments:
Post a Comment