BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan nasional yang
berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara republik indonesia tahun
1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan nasional bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(undang-undang republik indonesia no. 20 tahun 2003). Tujuan pendidikan pada
umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk
mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal. (Mohammad Nur, 2003).
Teknologi pembelajaran inovasi seyogyanya dikembangkan dengan cara mengadaptasi
atau mengadopsi teknologi pembelajaran inovatif yang memenuhi standar
internasional. Hal ini tidak lain merupakan salah satu upaya untuk memenuhi
amanat salah satu kebijakan inovatif, yaitu mutu lulusan tidak cukup dengan
standar lokal atau nasional saja.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut diperlukan
proses pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang menentukan
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Proses pembelajaran yang menarik dan
memberikan kesan serta pengalaman secara langsung kepada siswa ialah proses
pembelajaran yang diharapkan saat ini. Proses pembelajaran hendaknya memberikan
pengalaman secara langsung kepada siswa, sesuai dengan kehidupan dan kebutuhan
aktual siswa sehingga pembelajaran itu lebih bermakna (Syarif. Blogspot.com,
2009).
Dalam prose pembelajaran, suasana atau iklim pembelajaran yang bermakna harus dapat diciptakan oleh seorang guru.
Sehingga dapat memotivasi siswa agar senantiasa belajar dengan baik dan
bersemangat, untuk mewujudkan hal tersebut maka seorang guru harus mampu
memilih metode dan model pembelajaran
yang memungkinkan proses pembelajaran berlangsung dengan menarik, sebab metode
dan model pembelajaran merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam
proses
pembelajaran. Dengan demikian,
yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode dan model
pembelajaran yang dipilih
dengan memperhatikan tujuan, jenis, sifat materi pelajaran dan kemampuan guru
dalam memahami dan melaksanakan metode dan model pembelajaran tersebut (Usman dan Setyawati, 1993: 120).
Dari temuan pada pra survey di SDS Tri Sukses Natar,
diketahui nilai rata – rata hasil belajar siswa rendah dan masih jauh dari
harapan. Kondisi seperti ini disebabkan antaralain karena kurangnya motivasi
belajar dan minat belajar siswa, ketidaksiapan siswa mengikuti proses
pembelajaran, atau dengan kata lain bahwa aktivitas siswa kurang atau bahkan
tidak aktif sama sekali, disamping juga dari kurangnya sarana prasarana.
Selain kekurangan tersebut,
kekurangan itu timbul juga dari guru, diantaranya guru kurang tepat dalam
memilih metode dan model pembelajaran, guru kurang kreatif dalam melibatkan
peran siswa agar lebih bergaiarah dan aktif dalam proses pembelajaran. Guru
masih jarang menggunakan metode dan model pembelajaran yang menarik, model
pembelajaran yang memberi peluang siswa berfikir kritis, kreatif dan cerdas. Sehingga
gurunya saja yang aktif sementara siswanya tidak aktif, bahkan siswa banyak
yang cenderung tidak mengikuti alur proses pembelajaran.
Fenomena siswa yang tidak aktif
mengikuti proses pembelajaran ini terlihat misalanya pada saat proses belajar
berlangsung :
1. Ada
siswa yang bermain saat pembelajaran berlangsung.
2. Ada
siswa yang berpindah-pindah tempat duduk.
3. Ada
siswa yang mengganggu teman yang ada di sebelahnya.
4. Dan
sebagainya perilaku yang tidak diharapkan dalam pembelajaran.
Bertolak dari permasalahan diatas
peneliti ingin menerapkan model pembelajaran
picture and picture, sebagai upaya mencari solusi dari permasalahan ini.
Dan juga sebagai uji coba dikarenakan model pembelajaran picture and picture belum pernah diterapakan. Model pembelajaran picture and picture kami anggap salah
satu model yang cocok karena menarik dan banyak melibatakan peran aktif siswa.
Dengan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, maka siswa dapat
mengembangkan pemikiran, ide, dan menemukan konsep pikir yang nyata.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan dipaparan diatas,
terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, antara lain sebagai
berikut :
1. Kurangnya
motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
2. Kurangnya
aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Sedikitnya
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
4. Hasil
belajar rendah.
5. Proses
pembelajaran kurang menarik bahkan membosankan.
6. Jarang
digunakan model pembelajaran.
C.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan identifikasi diatas, maka masalah dalam penelitian ini
adalah kurangnya aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar siswa. Sehingga rumusan
masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
model pembelajaran picture and picture
dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa kelas 1 SDS Tri Sukses TP. 2014/2015 ?.
2. Bagaimana
model pembelajaran picture and picture
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses TP. 2014/2015 ?.
D.
Tujuan
penelitian
Tujuan dari penelitian yang
dilakukan dalam kegiatan penelitian ini adalah :
1.
Membuktikan
bahwa model model pembelajaran picture
and picture dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses TP. 2014/2015.
2.
Membuktikan
bahwa model pembelajaran picture and
picture cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDS
Tri Sukses TP. 2014/2015.
E.
Manfaat
Penelitian
Setelah terlaksananya penelitian
ini diharapkan akan memperoleh hasil penelitian yang bermanfaat antara lain :
1. Bagi
siswa :
a.
Hasil penelitian
ini dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses Natar - Lampung Selatan.
b.
Hasi penelitian
ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses Natar - Lampung
Selatan.
c.
Dengan menerapakan
model pembelajaran picture and picture
proses pembelajaran jadi menyenangkan.
d.
Dengan menerapakan
model pembelajaran picture and picture
menjadikan suasana belajar tidak membosankan.
e.
Dengan menerapakan
model pembelajaran picture and picture
hasil belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses Natar - Lampung Selatan terjaga
stabilitasnya.
2. Bagi
guru :
a. Model
pembelajaran picture and picture
menjadi alternatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
b. Model
pembelajaran picture and picture
dapat memperbaiki kwalitas pembelajaran yang dikelola.
c. Model
pembelajaran picture and picture menambah
wawasan guru dalam menggunakan berbagai model pembelajaran.
d. Model
pembelajaran picture and picture menjadikan
guru lebih profesional dalam mengemban amanah.
3. Bagi
sekolah :
a. Model
pembelajaran picture and picture
dapat memperbaiki kualitas pembelajaran disemua pembelajaran pada SDS Tri
Sukses Natar - Lampung Selatan.
b. Model
pembelajaran picture and picture dapat
meningkatkan kwalitas proses pembelajaran sehingga akan membantu dalam
meningkatkan kwalitas pendidikan di SD Tri Sukses.
c. Model
pembelajaran picture and picture dapat
menjaga kwalitas pendidikan di SDS Tri Sukses.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Teori
Belajar
Teori belajar adalah beberapa
teori hasil penelitian yang dilakukan para ahli yang juga mendapat pengakuan
karena telah terbukti kesesuaiannya. Kajian tentang teori belajar yang muncul
dari para ahli peneliti teori belajar manusia ada beberapa macam, antara lain :
teori belajar behaviorisme, kognitivisme, humanisme. Secara garis besar dapat
digambarkan sebagai berikut :
1.
Teori
Belajar Behaviorisme
Konsep
dasar teori belajar behavirisme didasarkan pada pemikiran bahwa belajar
merupakan salah satu jenis perilaku (behavior) individu atau peserta didik yang
dilakukan secara sadar. Individu berperilaku apabila ada rangsangan (stimuli),
sehingga dapat dikatakan peserta didik di sekolah dasar (SD) akan belajar
apabila menerima rangsangan dari guru, semakin tepat dan intensif rangsangan
yang diberikan oleh guru akan semakin tepat dan intensif pada kegiatan belajar
yang dilakukan peserta didik.
Seringkali
guru mengaplikasikan konsep belajar menurut behaviorisme secara tidak tepat,
karena setiap kali peserta didik merespon secara tidak tepat atau tidak benar
suatu tugas, guru memarahi atau menghukum peserta didik tersebut. Tindakan guru
memarahi atau menghukum setiap kali peserta didik merespon secara tidak tepat
dapat disebut salah atau tidak profesional apabila hukuman tidak difungsikan
sebagai penguat reinforcement.
Peserta
didik seringkali melakukan perilaku meniru apa yang dilihatnya dari perilaku
orang-orang disekitarnya seperti menirukan perilaku saudara kandungnya, orang
tuanya, teman sekolahnya, bahkan gurunya. Hal itu merupakan akibat dari lingkungan
sekitar, lingkungan sosial turut berperan dalam terbentuknya perilaku peserta
didik. Sehingga lingkungan yang mengkondisikan secara efektif suasana belajar
maka akan memungkinkan perilaku belajar peserta didik secara efektif pula.
2.
Teori
Belajar Kognitivisme
Teori
belajar kognitivisme pada wacana psikologi kognitif, belajar didasarkan pada
kegiatan kognitif. Para ahli menyebut teori belajar ini cognition dalam aktifitas
belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas mengetahui,
memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan (Lefracois, 1985 :
73).
Tekanan
utama psikologi kognitif adalah struktur kognitif, yaitu perbendaharaan
pengetahuan pribadi individu yang mencakup ingatan jangka panjangnya ( long – team – memor). Psikologi kognitif memandang manusia sebagai
makhluk yang selalu aktif mencari dan menyeleksi informasi untuk diproses.
Perkaitan utama psikologi kognitif adalah upaya memahami proses individu,
mencari, menyeleksi, mengorganisasikan dan menyimpan informasi. Belajar kognitif
berlangsung berdasarkan schemata dan struktur menial individu yang mengorganisasikan
hasil pengamatannya.
Struktur
menial individu tersebut berkembang sesuai dengan tingkatan perkembangan
kognitif seseorang. Semakin tinggi tingkst kognitif seseorang semakin tinggi
pula kemampuan dan keterampilannya dalam memproses berbagai informasi atau
pengetahuan yang diterimanya dari lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
linkungan sosial. Itulah sebabnya teori belajar kognitivisme dapat disebut
sebagai (1) teori perkembangan kognitif, (2) teori kognitif sosial, dan (3)
teori pemrosesan informasi.
3.
Teori
Belajar Humanisme
Kajian
konsep dasar belajar dalam teori humanisme didasarkan pada pemikiran bahwa
belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan,
pengharapan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Dalam proses
pembelajran, kebutuhan – kebutuhan tersebut perlu diperhatikan agar peserta
didik tidak merasa dikecewakan, apabila peserta didik tidak tumbuh berprestasi
dalam belajarnya (Dinn Wayuddin, 2008 : 37).
B.
Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses
terjadinya belajar, peserta didik mengalami proses belajar mencapai kemampuan
tertentu (kompetensi). Pembelajaran dikelola oleh pengelola belajar (guru atau
lembaga belajar) yang tujuan utamanya adalah terbentuknya proses belajar.
Menurut
para pakar dan ahli ilmu teori pendidikan, belajar diuraikan dalam uraian –
uraian antaralain bahwa :
Belajar diukur berdasarkan
perubahan dalam perilaku; dengan kata lain, hasil dari belajar harus selalu
diterjemahkan ke dalam perilaku atau tindakan yang dapat diamati.
Belajar
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan
pribadi dan prilaku individu, belajar sebagai suatu usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya.
Belajar
adalah tindakan melakukan sesuatu yang dengan kata lain belajar adalah kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang agar terjadi perubahan positif pada dirinya, dengan
belajar seseorang dapat mencapai suatu hasil belajar, Dimyati dan Mudjiono
(2006 : 5).
Belajar
adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi
kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu
menjadi mampu melakukan sesuatu itu, anak yang tadinya tidak terampil menjadi
terampil, Sidiq dkk (2009: 1-30).
Berdasarkan
uraian beberapa pendapat tersebut diatas penulis menyimpulkan bahwa pada
prinsipnya belajar merupakan berbuat atau melakukan, berbuat untuk mengubah
tingkah laku, melakukan kegitan untuk suatu tujuan tertentu yang disebut
sebagai hasil dari belajar.
Pada
hakekatnya, belajar adalah perubahan yang terjadi setelah melakukan aktivitas dalam
proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
pembelajaran, yang ditandai dengan peningkatan kemampuan siswa. Pengukuran
terhadap kemampuan siswa sebagai hasil belajar antara lain dilakukan melalui
evaluasi hasil belajar siswa, dengan demikian salah satu indikator dari hasil
belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes
atau evaluasi.
C.
Aktivitas
Belajar
Aktivitas belajar adalah seluruh
aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegitan fisik sampai kegiatan
psikis. Dalam kegiatan belajar, siswa melakukan aktivitas. Tanpa aktivitas,
belajar adalah tidak mungkin berjalan dengan baik. Aktivitas memegang peranan penting
dalam proes belajar karena dengan aktivitas belajar akan menghasilkan
perubahan.
Beberapa pendapat tentang
aktivitas belajar yang dikemukakan oleh ahli ilmu pendidikan antara lain :
1. Aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar
mengajar, Sardiman (2000 : 95).
2. Aktifitas belajar atau kegitan belajar adalah segala
bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan dimana
perubahan itu merupakan hasil belajar yang dicapai, Winkel (1983 : 48).
3. Aktifitas
belajar adalah seluruh kegitan siswa
baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung keberasilan
belajar, Abdurrahman (2006 : 34).
Setiap orang yang belajar harus
aktif, tanpa ada aktivitas proses belajar tidak mungkin terjadi. Hasil belajar akan
terwujud sesuai dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan
sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik
secara rohani maupun teknis. Hasil belajar sangat ditentukan oleh aktivitas
yang dilakukan oleh siswa itu sendiri.
Jadi, tidak mungkin hasil belajar
itu baik jika siswa tidak melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh. Karena
tanpa melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh, tidak mungkin
seseorang akan tahu banyak tentag materi pelajaran. Sehingga dalam hal ini aktivitas
belajar diartikan sebagai pengembangan diri melalui pengalaman belajar yang
sungguh-sungguh dengan bertumpu pada kemampuan diri dibawah bimbingan guru.
D.
Hasil
Belajar
Hasil belajar adalah tingkat
penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Soedijanto (1997 : 49).
Hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar, belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu
bentuk perubahan prilaku yang reality menetap, Mulyono (2003 : 37).
Hasil dan bukti belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah
terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari yang tidak
tahu menjadi tahu, dan yang tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar akan
tampak pada setiap perubahan pada aspek - aspek : pengetahuan, pemgertian,
kebiasaan, ketrampilan, emosional, budi pekerti dan sikap, Oemar Hamalik (2004 :
47).
Dari beberapa pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh setelah proses
pembelajaran. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa yang terarah
oleh proses pembelajaran yang dia alami. Dalam bentuk yang lain hasil belajar
juga berupa pengetahuan yang diperoleh atau capaian kompetensi yang dapat
diukur dengan nilai yang disajikan.
E.
Model
Pembelajaran
Model pembelajaran adalah model
yang dirancang atau dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajan dikelas
menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Model dapat juga
diartikan corak yang meliputi warna dan bentuk sesuatu. Dalam kontek
pembelajaran maka model pembelajaran berbentuk dan berwarna seiring dengan
kebutuhann dan perkembangan dunia pendidikan.
Model pembelajaran yang sudah
teruji kesesuaian dan efektivitasnya dalam dunia pendidikan adalah hasil
rancangan para ahli dan para peneliti pendidikan. Model pembelajaran ini telah
banyak dibahas dan dipopulerkan di dunia perkuliahan bidang ilmu pendidikan.
Penerapannya di beberapa sekolah telah
terbukti manfaatnya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Manfaat dari penerapan
model pembelajaran ini sudah dapat dirasakan oleh berbagai unsur terkait bidang
pendidikan.
a. Macam-Macam
Model Pembelajaran
Adapun
macam-macam model pembelajaran yang dikenal hingga saat ini yaitu :
1. Picture and
picture (rangkaian gambar), yaitu: model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media untuk merangkai konsep pembelajaran.
2. Numbered heads
together (kepala bernomor) (Spencer Kagan, 1992), yaitu model pembelajaran menggunakan nomor.
Nomor tersebut dibagikan kepada masing masing siswa dimana siswa telah dibagi
di dalam kelompok.
3.
Cooperative
scrip (skip kooperatif) (Dansereau CS., 1985) yaitu: metode belajar dimana siswa bekerja
berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan,bagian bagian dari
materi yang dipelajari.
4. Kepala
bernomor struktur (modifikasi dari number
heads togheder).
5.
Student
Team – Achievement Divisions (STAD) atau Tim Siswa Kelompok
Prestasi.
6.
Model token (kupon waktu).
7. Model Complete Sentence
(kalimat lengkap).
8. Dan
lain – lain.
b.
Model
Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran picture and picture ini merupakan salah
satu bentuk dari model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran picture and picture cocok digunakan pada
proses pembelajaran di kelas rendah. Namun tidak menutup kemungkinan diterapkan
di kelas tinggi.
Sejak dipopulerkan sekitar tahun
2002, model pembelajaran picture and
picture ini mulai menyebar di lingkungan pendidikan. Dengan menerapkan
model pembelajaran picture and picture,
proses pembelajaran berlangsung menarik dan banyak melibatkan peran siswa. Bila
selama ini sering terjadi dalam proses pembelajaran hanya guru yang seolah –
olah sebagai sumber belajar, dengan diterapkan model pembelajaran picture and picture akan banyak
alternatif yang mengarahkan siswa memperoleh lebih banyak hasil belajar.
Pembelajaran modern sebagai trend di dunia pendidikan, memiliki ciri-ciri
aktif , inovatif, kreatif, dan
menyenangkan. Sehingga model pembelajaran yang dapat mengikuti trend ini adalah model pembelajaran yang
menekankan aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran. Inovatif dalam
mengelola proses pembelajaran sangat diperlukan untuk dapat merangsang aktivitas
siswa dalam belajar. Kemudian kreatif dalam
proses pembelajaran berarti munculnya berbagai bentuk kreasi pada setiap
pembelajaran baik metode, teknik, maupun
cara yang digunakan untuk mendapatkan hasil maksimal.
Hal penting yang harus selalu diperhatikan
dalam menerapkan model pembelajaran picture
and picture adalah persiapan yang matang, proses yang terprogram dengan
baik serta upaya menarik kesimpulan. Langkah-langkah ini harus terkontrol dan
terlaksana dengan seksama untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan.
Dalam model pembelajaran picture and picture, gambar menjadi
kekuatan besar dalam mengarahkan perhtian siswa. Maka mempersiapkan gambar yang
menarik dan sesuai dengan konteks pembelajaran menjadi hal yang sangat penting.
Hal ini seiring dengan pendapat yang diungkapkan oleh salah satu ahli dibidang
pendidikan, bahwa : model pembelajaran picture
and picture adalah model pembelajaran yang dikontruksi dengan rangkaian
gambar secara logis, (Miftahul Huda 2010 : 176).
c.
Langkah-Langkah
Penerapan Model Pembelajaran Picture and
Picture
Model pembelajaran picture and picture dapat diterapkan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru
menyajikan pengantar pembelajaran.
3) Guru
menunjukkan/ memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi ajar.
4) Secara
bergantian siswa menyusun gambar secara urut menjadi urutan yang logis.
5) Siswa
(penyusun urutan gambar) menyampaikan alasan/ dasar pemikiran atas urutan
gambar yang telah disusunnya.
6) Dari
berbagai alasan guru bersama siswa menentukan dasar pemikiran yang sesuai/
logis.
7) Guru
menanamkan konsep sesuai kompetensi yang akan dicapai.
8) Siswa
dengan bimbingan guru membuat suatu kesimpulan hasil pembelajaran.
d.
Peranan
Gambar Dalam Model Pembelajaran Picture and
Picture
Pemanfaatan gambar ( picture ) dalam model pembelajaran picture and picture sangat membantu guru
dalam menampilakan sesuatu yang diamati, unik, memperjelas sesuatu yang
bersifat abstrak, mengilustrasikan
suatu proses dan menarik perhatian, Heinick,et.al, (1996 : 28).
Pada umumnya semua orang senang
melihat gambar ( picture ). Dengan
melihat gambar ( picture ) tampak
gambaran konkrit dari suatu obyek abstrak yang tidak mudah langsung dimengerti.
Bahkan keunikan suatu obyek tampak secara langsung. Gambar (picture) dapat langsung memberi
informasi dengan jelas kepada yang melihatnya walaupun tanpa penjelasan. Gambar
(picture) paling umum dipakai untuk
menyampaikan berbagai pesan yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti
dan dinikmati dimana saja secara lansung, Sadirman (1996 : 29).
Gambar (picture) sebagai alat bantu pada proses pembelajaran dalam
menyampaikan berbagai pesan dari materi pelajaran yang hendak disampaikan oleh
guru kepada siswa, Djamarah (2006 : 122).
Berdasarkan beberapa pendapat
diatas, dapat disimpulkan bahwa Gambar (picture)
sebagai perwujudan lambang peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, ide,
situasi yang divisualisasikan kedalam bentuk dua dimensi memiliki peranan
penting dalam membentuk temuan sebuah konsep yang merupakan hasil pembelajaran.
Gambar (picture) disini dapat berupa
gambaran situasi, lukisan, foto, simbol dan sebangsanya yang sesuai dengan
pokok bahasan, sehingga dapat menyampaikan pesan yang dapat dimengerti oleh
siapa saja yang melihatnya.
e.
Kelebihan
Dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture
And Picture
1.
Kelebihan
Seperti halnya model pembelajaran
pada umumnya, model pembelajaran picture
and picture memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapaun kelebihan dalam
penerapan model pembelajaran picture and
picture sebagai berikut :
1)
Kemampuan masing-masing
siswa dapat langsung diketahui.
2)
Siswa terlatih
berfikir logis dan sistematis.
3)
Menarik perhatian
dan menumbuhkan aktivitas belajar.
4)
Banyak
melibatkan peran siswa.
5)
Memunculkan berbagai
referensi dasar pemikiran
6)
Siswa lebih
mudah memahami materi pembelajaran
2.
Kekurangan
Adapun
kekurangan model pembelajaran picture and
picture antaralain :
1) Memerlukan
banyak waktu.
2) Menuntut
kesungguhan dalam persiapan.
3) Menyita
banyak konsentrasi dalam proses pembelajaran.
4) Memerlukan
kejelian tinggi untuk memunculkan konsep yang diinginkan.
5) Bisa
terjadi salah persepsi konsep.
f.
Sistem
Komunikasi Dalam Model Pembelajaran Picture
And Picture
Ada dua pandangan mengenai proses
pembelajaran, yaitu (1) belajar menerima dan (2) belajar menemukan atau discovery. Dilihat dari besarnya kelas
pada saat proses pembelajaran, pendekatan discovery
dapat dilaksanakan dengan dua sistem komunkasi, yaitu sistem satu arah
(ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing), Hamalik (2004 :
56).
1.
Sistem
Satu Arah
Pada sistem ini penyajian dilakukuan
satu arah oleh guru. Siswa dirangsang untuk melakukan penemuan. Langkah-langkah
pembelajarannya, guru mengajukan masalah dengan melontarkan pertanyaan ke
kelas, memberi kesempatan siswa untuk berefleksi kemudian guru menjawab sendiri
pertanyaan diajukan. Guru tidak menentukan aturan yang harus dilakukan oleh
siswa tetapi melalui pertanyaan-pertanyaan guru mengundang siswa untuk melakukan
aturan yang harus dilakukannya.
2.
Sistem
Dua Arah
Sistem dua arah melibatkan siswa
dalam menjawab pertanyaan guru. Siswa melakukan discovery sedangkan guru membimbing mereka ke arah konsep yang
diinginkan. Gaya pengajaran ini diungkapakan oleh Gagne dengan sebutan guide discovery (penemuan terbimbing).
Penemuan terbibing memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan bimbingan guru,
menempatkan siswa lebih banyak belajar
sendiri mengembangkan kreatifitas dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar. Dalam sistem guide discovery guru memerlukan ketrampilan memberikan bimbingan
dalam mengarahkan siswa menemukan dan memahami konsep pembelajaran.
Pembelajaran penemuan terbimbing terdiri atas tiga kegiatan pembelajaran :
a. Kegiatan
awal
Pada
awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Siswa perlu
mengetahui tujuan mengapa mereka harus berperan serta pada pembelajaran
tersebut. Siswa juga harus tahu apa yang dapat mereka lakukan setelah
pembelajaran itu. Membuat siswa sadar dengan apa yang akan mereka pelajari,
membantu mereka membuat hubungan antara satu materi tertentu dan relevansinya
terhadap kehidupan sehari-hari, (Kardi dan Nur, 2000 : 26).
Kesadaran
itu juga akan membantu siswa memanfaatkan pengetahuan awal yang telah dimiliki
siswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan diikutinya. Kegiatan ini
selain menyiapkan siswa untuk belajar juga akan memotivasi siswa untuk berperan
aktif dalam proses pembelajaran.
b. Kegiatan
inti
Penemuan
dan penerapan konsep keterlibatan siswa dalam menemukan suatu konsep akan
sangat berarti sebagai pengalaman belajar dengan syarat penemuan tersebut
dibawah bimbingan dan arahan guru.
c. Kegiatan
akhir/ evaluasi
Pada
kegiatan ini, evaluasi dilakukan baik terhadap langkah-langkah penemuan maupun
pada pengetahuan yang telah diperoleh siswa sebagai umpan balik dari proses
pembelajaran. Dengan umpan balik ini, siswa dapat memperbaiki kesalahannya dan
mampu menguasai konsep dengan baik.
g.
Kerangka
Pikir
Model pembelajran picture and picture dapat digali melalui
gagasan guru sebagai pengelola pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah,
demonstrasi, tanyajawab dan pemberian tugas. Disertai penggunaan berbagai gambar sebagai alat
pemuncul konsep, atau benda konkrit dan lingkungan sekitar. Dalam prosesnya
guru juga memberikan rangsangan/ stimulus
berupa motivasi ataupun pancingan supaya dalam berkreativitas siswa lebih
bersemangat sehingga meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Model Pembelajaran Picture and Picture
|
Pemuncul konsep
|
1.
Gambar – gambar
2.
Benda konkrit
3.
Lingkungan sekitar
|
1.
Ceramah
2.
Demonstrasi
3.
Tanya jawab
4.
Penugasan
|
Siswa
|
Guru
|
1.
Rangsangan
2.
Penguatan
|
Metode
|
Gambar 1. Diagram Kerangka Pikir
Penelitian
Penjelasan :
Model
pembelajaran picture and picture dapat digali melalui bantuan guru dengan
menggunakan metode ceramah, demontrasi, tanyajawab, dan pemberian tugas. Serta
menggunakan alat peraga berupa gambar, benda konkrit dan lingkungan sekitar,
sehingga guru juga memberikan rangsangan supaya siswa dalam berkreativitas
lebih semangat sehingga meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
h. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas,
dirumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut : “Jika model pembelajaran picture
and picture diterapkan dengan langkah-langkah secara tepat, dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas 1 SD Tri Sukses Natar”.