Thursday, November 26, 2015

MODEL PICTURE AND PICTURE

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
              Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
              Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (undang-undang republik indonesia no. 20 tahun 2003). Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal. (Mohammad Nur, 2003). Teknologi pembelajaran inovasi seyogyanya dikembangkan dengan cara mengadaptasi atau mengadopsi teknologi pembelajaran inovatif yang memenuhi standar internasional. Hal ini tidak lain merupakan salah satu upaya untuk memenuhi amanat salah satu kebijakan inovatif, yaitu mutu lulusan tidak cukup dengan standar lokal atau nasional saja.
              Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut diperlukan proses pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang menentukan pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Proses pembelajaran yang menarik dan memberikan kesan serta pengalaman secara langsung kepada siswa ialah proses pembelajaran yang diharapkan saat ini. Proses pembelajaran hendaknya memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa, sesuai dengan kehidupan dan kebutuhan aktual siswa sehingga pembelajaran itu lebih bermakna (Syarif. Blogspot.com, 2009).
              Dalam prose pembelajaran, suasana atau iklim pembelajaran yang bermakna harus dapat diciptakan oleh seorang guru. Sehingga dapat memotivasi siswa agar senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat, untuk mewujudkan hal tersebut maka seorang guru harus mampu memilih metode dan model pembelajaran yang memungkinkan proses pembelajaran berlangsung dengan menarik, sebab metode dan model pembelajaran merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode dan model pembelajaran yang dipilih dengan memperhatikan tujuan, jenis, sifat materi pelajaran dan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode dan model pembelajaran tersebut (Usman dan Setyawati, 1993: 120).
              Dari temuan pada pra survey di SDS Tri Sukses Natar, diketahui nilai rata – rata hasil belajar siswa rendah dan masih jauh dari harapan. Kondisi seperti ini disebabkan antaralain karena kurangnya motivasi belajar dan minat belajar siswa, ketidaksiapan siswa mengikuti proses pembelajaran, atau dengan kata lain bahwa aktivitas siswa kurang atau bahkan tidak aktif sama sekali, disamping juga dari kurangnya sarana prasarana.
              Selain kekurangan tersebut, kekurangan itu timbul juga dari guru, diantaranya guru kurang tepat dalam memilih metode dan model pembelajaran, guru kurang kreatif dalam melibatkan peran siswa agar lebih bergaiarah dan aktif dalam proses pembelajaran. Guru masih jarang menggunakan metode dan model pembelajaran yang menarik, model pembelajaran yang memberi peluang siswa berfikir kritis, kreatif dan cerdas. Sehingga gurunya saja yang aktif sementara siswanya tidak aktif, bahkan siswa banyak yang cenderung tidak mengikuti alur proses pembelajaran.
              Fenomena siswa yang tidak aktif mengikuti proses pembelajaran ini terlihat misalanya pada saat proses belajar berlangsung :
1.      Ada siswa yang bermain saat pembelajaran berlangsung.
2.      Ada siswa yang berpindah-pindah tempat duduk.
3.      Ada siswa yang mengganggu teman yang ada di sebelahnya.
4.      Dan sebagainya perilaku yang tidak diharapkan dalam pembelajaran.
              Bertolak dari permasalahan diatas peneliti ingin menerapkan model pembelajaran picture and picture, sebagai upaya mencari solusi dari permasalahan ini. Dan juga sebagai uji coba dikarenakan model pembelajaran picture and picture belum pernah diterapakan. Model pembelajaran picture and picture kami anggap salah satu model yang cocok karena menarik dan banyak melibatakan peran aktif siswa. Dengan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, maka siswa dapat mengembangkan pemikiran, ide, dan menemukan konsep pikir yang nyata.
B.       Identifikasi Masalah
              Berdasarkan dipaparan diatas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, antara lain sebagai berikut :
1.     Kurangnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
2.     Kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
3.     Sedikitnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
4.     Hasil belajar rendah.
5.     Proses pembelajaran kurang menarik bahkan membosankan.
6.     Jarang digunakan model pembelajaran.
C.      Rumusan Masalah
              Berdasarkan latar belakang dan identifikasi diatas, maka masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar siswa. Sehingga rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses TP. 2014/2015 ?. 
2.    Bagaimana model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses TP. 2014/2015 ?.
D.      Tujuan penelitian
              Tujuan dari penelitian yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini adalah :
1.      Membuktikan bahwa model model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses TP. 2014/2015.
2.      Membuktikan bahwa model pembelajaran picture and picture cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses TP. 2014/2015.

E.       Manfaat Penelitian
              Setelah terlaksananya penelitian ini diharapkan akan memperoleh hasil penelitian yang bermanfaat antara lain :
1.      Bagi siswa :
a.       Hasil penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses Natar - Lampung Selatan.
b.       Hasi penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses Natar - Lampung Selatan.
c.        Dengan menerapakan model pembelajaran picture and picture proses pembelajaran jadi menyenangkan.
d.       Dengan menerapakan model pembelajaran picture and picture menjadikan suasana belajar tidak membosankan. 
e.        Dengan menerapakan model pembelajaran picture and picture hasil belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses Natar - Lampung Selatan terjaga stabilitasnya.
2.    Bagi guru :
a.       Model pembelajaran picture and picture menjadi alternatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
b.      Model pembelajaran picture and picture dapat memperbaiki kwalitas pembelajaran yang dikelola.
c.       Model pembelajaran picture and picture menambah wawasan guru dalam menggunakan berbagai model pembelajaran.
d.      Model pembelajaran picture and picture menjadikan guru lebih profesional dalam mengemban amanah.
3.    Bagi sekolah :
a.       Model pembelajaran picture and picture dapat memperbaiki kualitas pembelajaran disemua pembelajaran pada SDS Tri Sukses Natar - Lampung Selatan.
b.      Model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan kwalitas proses pembelajaran sehingga akan membantu dalam meningkatkan kwalitas pendidikan di SD Tri Sukses.
c.       Model pembelajaran picture and picture dapat menjaga kwalitas pendidikan di SDS Tri Sukses.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.      Teori Belajar
              Teori belajar adalah beberapa teori hasil penelitian yang dilakukan para ahli yang juga mendapat pengakuan karena telah terbukti kesesuaiannya. Kajian tentang teori belajar yang muncul dari para ahli peneliti teori belajar manusia ada beberapa macam, antara lain : teori belajar behaviorisme, kognitivisme, humanisme. Secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut :
1.      Teori Belajar Behaviorisme
              Konsep dasar teori belajar behavirisme didasarkan pada pemikiran bahwa belajar merupakan salah satu jenis perilaku (behavior) individu atau peserta didik yang dilakukan secara sadar. Individu berperilaku apabila ada rangsangan (stimuli), sehingga dapat dikatakan peserta didik di sekolah dasar (SD) akan belajar apabila menerima rangsangan dari guru, semakin tepat dan intensif rangsangan yang diberikan oleh guru akan semakin tepat dan intensif pada kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
              Seringkali guru mengaplikasikan konsep belajar menurut behaviorisme secara tidak tepat, karena setiap kali peserta didik merespon secara tidak tepat atau tidak benar suatu tugas, guru memarahi atau menghukum peserta didik tersebut. Tindakan guru memarahi atau menghukum setiap kali peserta didik merespon secara tidak tepat dapat disebut salah atau tidak profesional apabila hukuman tidak difungsikan sebagai penguat reinforcement.
              Peserta didik seringkali melakukan perilaku meniru apa yang dilihatnya dari perilaku orang-orang disekitarnya seperti menirukan perilaku saudara kandungnya, orang tuanya, teman sekolahnya, bahkan gurunya. Hal itu merupakan akibat dari lingkungan sekitar, lingkungan sosial turut berperan dalam terbentuknya perilaku peserta didik. Sehingga lingkungan yang mengkondisikan secara efektif suasana belajar maka akan memungkinkan perilaku belajar peserta didik secara efektif pula.
2.      Teori Belajar Kognitivisme
              Teori belajar kognitivisme pada wacana psikologi kognitif, belajar didasarkan pada kegiatan kognitif. Para ahli menyebut teori belajar ini cognition  dalam aktifitas belajar. Cognition  diartikan sebagai aktifitas mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan (Lefracois, 1985 : 73).
              Tekanan utama psikologi kognitif adalah struktur kognitif, yaitu perbendaharaan pengetahuan pribadi individu yang mencakup ingatan jangka panjangnya ( long – team – memor).  Psikologi kognitif memandang manusia sebagai makhluk yang selalu aktif mencari dan menyeleksi informasi untuk diproses. Perkaitan utama psikologi kognitif adalah upaya memahami proses individu, mencari, menyeleksi, mengorganisasikan dan menyimpan informasi. Belajar kognitif berlangsung berdasarkan schemata  dan struktur menial individu yang mengorganisasikan hasil pengamatannya.
              Struktur menial individu tersebut berkembang sesuai dengan tingkatan perkembangan kognitif seseorang. Semakin tinggi tingkst kognitif seseorang semakin tinggi pula kemampuan dan keterampilannya dalam memproses berbagai informasi atau pengetahuan yang diterimanya dari lingkungan, baik lingkungan fisik maupun linkungan sosial. Itulah sebabnya teori belajar kognitivisme dapat disebut sebagai (1) teori perkembangan kognitif, (2) teori kognitif sosial, dan (3) teori pemrosesan informasi.
3.      Teori Belajar Humanisme
              Kajian konsep dasar belajar dalam teori humanisme didasarkan pada pemikiran bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, pengharapan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Dalam proses pembelajran, kebutuhan – kebutuhan tersebut perlu diperhatikan agar peserta didik tidak merasa dikecewakan, apabila peserta didik tidak tumbuh berprestasi dalam belajarnya (Dinn Wayuddin, 2008 : 37).    
B.       Pembelajaran
              Pembelajaran adalah suatu proses terjadinya belajar, peserta didik mengalami proses belajar mencapai kemampuan tertentu (kompetensi). Pembelajaran dikelola oleh pengelola belajar (guru atau lembaga belajar) yang tujuan utamanya adalah terbentuknya proses belajar.
              Menurut para pakar dan ahli ilmu teori pendidikan, belajar diuraikan dalam uraian – uraian antaralain bahwa :
              Belajar diukur berdasarkan perubahan dalam perilaku; dengan kata lain, hasil dari belajar harus selalu diterjemahkan ke dalam perilaku atau tindakan yang dapat diamati.
              Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku individu, belajar sebagai suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya.
              Belajar adalah tindakan melakukan sesuatu yang dengan kata lain belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar terjadi perubahan positif pada dirinya, dengan belajar seseorang dapat mencapai suatu hasil belajar, Dimyati dan Mudjiono (2006 : 5).
              Belajar adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu itu, anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil, Sidiq dkk (2009: 1-30).
              Berdasarkan uraian beberapa pendapat tersebut diatas penulis menyimpulkan bahwa pada prinsipnya belajar merupakan berbuat atau melakukan, berbuat untuk mengubah tingkah laku, melakukan kegitan untuk suatu tujuan tertentu yang disebut sebagai hasil dari belajar.
              Pada hakekatnya, belajar adalah perubahan yang terjadi setelah melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah pembelajaran, yang ditandai dengan peningkatan kemampuan siswa. Pengukuran terhadap kemampuan siswa sebagai hasil belajar antara lain dilakukan melalui evaluasi hasil belajar siswa, dengan demikian salah satu indikator dari hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes atau evaluasi.
C.      Aktivitas Belajar
              Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegitan fisik sampai kegiatan psikis. Dalam kegiatan belajar, siswa melakukan aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar adalah tidak mungkin berjalan dengan baik. Aktivitas memegang peranan penting dalam proes belajar karena dengan aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan.
              Beberapa pendapat tentang aktivitas belajar yang dikemukakan oleh ahli ilmu pendidikan antara lain :
1.      Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, Sardiman (2000 : 95).
2.      Aktifitas  belajar atau kegitan belajar adalah segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan dimana perubahan itu merupakan hasil belajar yang dicapai, Winkel (1983 : 48).
3.      Aktifitas belajar adalah  seluruh kegitan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung keberasilan belajar, Abdurrahman (2006 : 34).
              Setiap orang yang belajar harus aktif, tanpa ada aktivitas proses belajar tidak mungkin terjadi. Hasil belajar akan terwujud sesuai dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Hasil belajar sangat ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan oleh siswa itu sendiri.
              Jadi, tidak mungkin hasil belajar itu baik jika siswa tidak melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh. Karena tanpa melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh, tidak mungkin seseorang akan tahu banyak tentag materi pelajaran. Sehingga dalam hal ini aktivitas belajar diartikan sebagai pengembangan diri melalui pengalaman belajar yang sungguh-sungguh dengan bertumpu pada kemampuan diri dibawah bimbingan guru.
D.      Hasil Belajar
              Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Soedijanto (1997 : 49).
              Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar, belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku yang reality menetap, Mulyono (2003 : 37).
              Hasil dan bukti belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan yang tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek - aspek : pengetahuan, pemgertian, kebiasaan, ketrampilan, emosional, budi pekerti dan sikap, Oemar Hamalik (2004 : 47).
              Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh setelah proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa yang terarah oleh proses pembelajaran yang dia alami. Dalam bentuk yang lain hasil belajar juga berupa pengetahuan yang diperoleh atau capaian kompetensi yang dapat diukur dengan nilai yang disajikan.
E.       Model Pembelajaran
              Model pembelajaran adalah model yang dirancang atau dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajan dikelas menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Model dapat juga diartikan corak yang meliputi warna dan bentuk sesuatu. Dalam kontek pembelajaran maka model pembelajaran berbentuk dan berwarna seiring dengan kebutuhann dan perkembangan dunia pendidikan.
              Model pembelajaran yang sudah teruji kesesuaian dan efektivitasnya dalam dunia pendidikan adalah hasil rancangan para ahli dan para peneliti pendidikan. Model pembelajaran ini telah banyak dibahas dan dipopulerkan di dunia perkuliahan bidang ilmu pendidikan. Penerapannya di beberapa sekolah  telah terbukti manfaatnya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Manfaat dari penerapan model pembelajaran ini sudah dapat dirasakan oleh berbagai unsur terkait bidang pendidikan.
a.    Macam-Macam Model Pembelajaran
              Adapun macam-macam model pembelajaran yang dikenal hingga saat ini yaitu :
1.      Picture and picture (rangkaian gambar), yaitu: model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk merangkai konsep pembelajaran.
2.      Numbered heads together (kepala bernomor) (Spencer Kagan, 1992),  yaitu model pembelajaran menggunakan nomor. Nomor tersebut dibagikan kepada masing masing siswa dimana siswa telah dibagi di dalam kelompok.
3.      Cooperative scrip (skip kooperatif) (Dansereau CS., 1985)  yaitu: metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan,bagian bagian dari materi yang dipelajari.
4.      Kepala bernomor struktur (modifikasi dari number heads togheder).
5.       Student Team – Achievement Divisions (STAD) atau Tim Siswa Kelompok Prestasi.
6.       Model token (kupon waktu).
7.       Model Complete Sentence (kalimat lengkap).
8.      Dan lain – lain.      
b.        Model Pembelajaran Picture and Picture
              Model pembelajaran picture and picture ini merupakan salah satu bentuk dari model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran picture and picture cocok digunakan pada proses pembelajaran di kelas rendah. Namun tidak menutup kemungkinan diterapkan di kelas tinggi.
              Sejak dipopulerkan sekitar tahun 2002, model pembelajaran picture and picture ini mulai menyebar di lingkungan pendidikan. Dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture, proses pembelajaran berlangsung menarik dan banyak melibatkan peran siswa. Bila selama ini sering terjadi dalam proses pembelajaran hanya guru yang seolah – olah sebagai sumber belajar, dengan diterapkan model pembelajaran picture and picture akan banyak alternatif yang mengarahkan siswa memperoleh lebih banyak hasil belajar.
              Pembelajaran modern sebagai trend di dunia pendidikan, memiliki ciri-ciri aktif , inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Sehingga model pembelajaran yang dapat mengikuti trend ini adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Inovatif dalam mengelola proses pembelajaran sangat diperlukan untuk dapat merangsang aktivitas siswa dalam belajar. Kemudian kreatif dalam proses pembelajaran berarti munculnya berbagai bentuk kreasi pada setiap pembelajaran baik metode, teknik, maupun cara yang digunakan untuk mendapatkan hasil maksimal.
              Hal penting yang harus selalu diperhatikan dalam menerapkan model pembelajaran picture and picture adalah persiapan yang matang, proses yang terprogram dengan baik serta upaya menarik kesimpulan. Langkah-langkah ini harus terkontrol dan terlaksana dengan seksama untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan.
              Dalam model pembelajaran picture and picture, gambar menjadi kekuatan besar dalam mengarahkan perhtian siswa. Maka mempersiapkan gambar yang menarik dan sesuai dengan konteks pembelajaran menjadi hal yang sangat penting. Hal ini seiring dengan pendapat yang diungkapkan oleh salah satu ahli dibidang pendidikan, bahwa : model pembelajaran picture and picture adalah model pembelajaran yang dikontruksi dengan rangkaian gambar secara logis, (Miftahul Huda 2010 : 176).     
c.         Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture
              Model pembelajaran picture and picture dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2)   Guru menyajikan pengantar pembelajaran.
3)   Guru menunjukkan/ memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi ajar.
4)   Secara bergantian siswa menyusun gambar secara urut menjadi urutan yang logis.
5)   Siswa (penyusun urutan gambar) menyampaikan alasan/ dasar pemikiran atas urutan gambar yang telah disusunnya.
6)   Dari berbagai alasan guru bersama siswa menentukan dasar pemikiran yang sesuai/ logis.
7)   Guru menanamkan konsep sesuai kompetensi yang akan dicapai.
8)   Siswa dengan bimbingan guru membuat suatu kesimpulan hasil pembelajaran.
d.   Peranan Gambar Dalam Model Pembelajaran Picture and Picture
              Pemanfaatan gambar ( picture ) dalam model pembelajaran picture and picture sangat membantu guru dalam menampilakan sesuatu yang diamati, unik, memperjelas sesuatu yang bersifat abstrak, mengilustrasikan suatu proses dan menarik perhatian, Heinick,et.al, (1996 : 28).
              Pada umumnya semua orang senang melihat gambar ( picture ). Dengan melihat gambar ( picture ) tampak gambaran konkrit dari suatu obyek abstrak yang tidak mudah langsung dimengerti. Bahkan keunikan suatu obyek tampak secara langsung. Gambar (picture) dapat langsung memberi informasi dengan jelas kepada yang melihatnya walaupun tanpa penjelasan. Gambar (picture) paling umum dipakai untuk menyampaikan berbagai pesan yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja secara lansung, Sadirman (1996 : 29).
              Gambar (picture) sebagai alat bantu pada proses pembelajaran dalam menyampaikan berbagai pesan dari materi pelajaran yang hendak disampaikan oleh guru kepada siswa, Djamarah (2006 : 122).
              Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Gambar (picture) sebagai perwujudan lambang peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, ide, situasi yang divisualisasikan kedalam bentuk dua dimensi memiliki peranan penting dalam membentuk temuan sebuah konsep yang merupakan hasil pembelajaran. Gambar (picture) disini dapat berupa gambaran situasi, lukisan, foto, simbol dan sebangsanya yang sesuai dengan pokok bahasan, sehingga dapat menyampaikan pesan yang dapat dimengerti oleh siapa saja yang melihatnya.
e.    Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture And Picture
1.    Kelebihan
              Seperti halnya model pembelajaran pada umumnya, model pembelajaran picture and picture memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapaun kelebihan dalam penerapan model pembelajaran picture and picture sebagai berikut :
1)        Kemampuan masing-masing siswa dapat langsung diketahui.
2)        Siswa terlatih berfikir logis dan sistematis.
3)        Menarik perhatian dan menumbuhkan aktivitas belajar.
4)        Banyak melibatkan peran siswa.
5)        Memunculkan berbagai referensi dasar pemikiran
6)        Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran
2.    Kekurangan
              Adapun kekurangan model pembelajaran picture and picture antaralain :
1)   Memerlukan banyak waktu.
2)   Menuntut kesungguhan dalam persiapan.
3)   Menyita banyak konsentrasi dalam proses pembelajaran.
4)   Memerlukan kejelian tinggi untuk memunculkan konsep yang diinginkan.
5)   Bisa terjadi salah persepsi konsep.
f.     Sistem Komunikasi Dalam Model Pembelajaran Picture And Picture
              Ada dua pandangan mengenai proses pembelajaran, yaitu (1) belajar menerima dan (2) belajar menemukan atau discovery. Dilihat dari besarnya kelas pada saat proses pembelajaran, pendekatan discovery dapat dilaksanakan dengan dua sistem komunkasi, yaitu sistem satu arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing), Hamalik (2004 : 56).
1.        Sistem Satu Arah
            Pada sistem ini penyajian dilakukuan satu arah oleh guru. Siswa dirangsang untuk melakukan penemuan. Langkah-langkah pembelajarannya, guru mengajukan masalah dengan melontarkan pertanyaan ke kelas, memberi kesempatan siswa untuk berefleksi kemudian guru menjawab sendiri pertanyaan diajukan. Guru tidak menentukan aturan yang harus dilakukan oleh siswa tetapi melalui pertanyaan-pertanyaan guru mengundang siswa untuk melakukan aturan yang harus dilakukannya.
2.        Sistem Dua Arah                            
            Sistem dua arah melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan guru. Siswa melakukan discovery sedangkan guru membimbing mereka ke arah konsep yang diinginkan. Gaya pengajaran ini diungkapakan oleh Gagne dengan sebutan guide discovery (penemuan terbimbing).
            Penemuan terbibing memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan bimbingan guru, menempatkan siswa lebih banyak  belajar sendiri mengembangkan kreatifitas dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dalam sistem guide discovery guru memerlukan ketrampilan memberikan bimbingan dalam mengarahkan siswa menemukan dan memahami konsep pembelajaran. Pembelajaran penemuan terbimbing terdiri atas tiga kegiatan pembelajaran :
a.       Kegiatan awal
            Pada awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Siswa perlu mengetahui tujuan mengapa mereka harus berperan serta pada pembelajaran tersebut. Siswa juga harus tahu apa yang dapat mereka lakukan setelah pembelajaran itu. Membuat siswa sadar dengan apa yang akan mereka pelajari, membantu mereka membuat hubungan antara satu materi tertentu dan relevansinya terhadap kehidupan sehari-hari, (Kardi dan Nur, 2000 : 26).
            Kesadaran itu juga akan membantu siswa memanfaatkan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan diikutinya. Kegiatan ini selain menyiapkan siswa untuk belajar juga akan memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
b.      Kegiatan inti
            Penemuan dan penerapan konsep keterlibatan siswa dalam menemukan suatu konsep akan sangat berarti sebagai pengalaman belajar dengan syarat penemuan tersebut dibawah bimbingan dan arahan guru.
c.       Kegiatan akhir/ evaluasi
            Pada kegiatan ini, evaluasi dilakukan baik terhadap langkah-langkah penemuan maupun pada pengetahuan yang telah diperoleh siswa sebagai umpan balik dari proses pembelajaran. Dengan umpan balik ini, siswa dapat memperbaiki kesalahannya dan mampu menguasai konsep dengan baik.
g.    Kerangka Pikir
              Model pembelajran picture and picture dapat digali melalui gagasan guru sebagai pengelola pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi, tanyajawab dan pemberian tugas. Disertai  penggunaan berbagai gambar sebagai alat pemuncul konsep, atau benda konkrit dan lingkungan sekitar. Dalam prosesnya guru juga memberikan rangsangan/ stimulus berupa motivasi ataupun pancingan supaya dalam berkreativitas siswa lebih bersemangat sehingga meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Model Pembelajaran Picture and Picture
              Sebagai gambaran untuk memperlihatkan bentuk kerangka pikir ini dapat dibuat dengan diagram berikut :
Pemuncul konsep
1.      Gambar – gambar
2.      Benda konkrit
3.      Lingkungan sekitar
1.        Ceramah
2.        Demonstrasi
3.        Tanya jawab
4.        Penugasan
Siswa
Guru
1.      Rangsangan
2.      Penguatan
Metode
 







Gambar 1. Diagram Kerangka Pikir Penelitian
                          Penjelasan :
              Model pembelajaran picture and picture  dapat digali melalui bantuan guru dengan menggunakan metode ceramah, demontrasi, tanyajawab, dan pemberian tugas. Serta menggunakan alat peraga berupa gambar, benda konkrit dan lingkungan sekitar, sehingga guru juga memberikan rangsangan supaya siswa dalam berkreativitas lebih semangat sehingga meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
h.   Hipotesis Tindakan                                                                                    
              Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas, dirumuskan  hipotesis tindakan sebagai berikut : “Jika model pembelajaran picture and picture diterapkan dengan langkah-langkah secara tepat, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas 1 SD Tri Sukses Natar”.