Thursday, November 26, 2015

Millennium Development Goals (MDGs)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
A.           Sejarah Millennium Development Goals (MDGs)
MDGs adalah singkatan dari Millenium Developmet Goals, dalam bahasa Indonesia bearti Tujuan Pembangunan Millenium. MDGs adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Millennium Development Goals (MDG) atau Tujuan Pembangunan Milenium adalah delapan tujuan yang ingin dicapai oleh berbagai bangsa pada tahun 2015 untuk menjawab tantangan-tantangan utama pembangunan di seluruh dunia. MDGs merupakan komitmen bersama negara-negara maju dan negara-negara berkembang dalam menangani permasalahan utama pembangunan.
MDGs dideklarasikan pada bulan september tahun 2000, disepakati oleh 189 negara dan ditandatangi oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. Dalam KTT tersebut seluruh perwakilan negara yang hadir sepakat untuk menurunkan proporsi penduduk yang pendapatannya kurang dari US$ 1 per hari menjadi setengahnya antara periode 1990-2015.
Fokus utama dalam MDGs adalah pembangunan manusia, dengan meletakkan dasar pada konsensus dan kemitraan global untuk pembangunan. Diharapkan, negara-negara yang lebih kaya dapat mendukung negara-negara miskin dan berkembang dalam melaksanakan tugas pembangunan mereka. http://akbarrasyidd.blogspot.co.id/2013/04/apa-yang-dimaksud-mdgs_8.html/10-10-2015/18:55.  

B.            8 Millennium Development Goals (Mdgs)/ Tujuan Pembagunan Millenium
Pada mulanya, MDGs merupakan sebuah review atas kebijakan pembangunan yang dikeluarkan oleh OECD-DAC pada pertengahan tahun 1990 dan kemudian dimasukkan kedalam Tujuan Pembangunan Internasional (Internasional Development Goals) tahun 2000 dan direvisi menjadi Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals) pada KTT Milenium. Setiap tujuan (goal) dari MDGs memiliki satu atau beberapa target dengan beberapa indikatornya. MDGs memiliki 8 tujuan, 18 target, dan 48 indikator yang telah disusun oleh konsensus para ahli dari sekertariat PBB, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi untuk Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi (OECD) dan Bank Dunia. http://ryoshiromibu.blogspot.co.id/2013/01/delapan-tujuan-mdgs-millenium_4557.html/10-10-2015/20:33.   
Telah disebutkan sebelumnya bahwa di dalam Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) terdapat 8 tujuan yang harus dicapai dengan 18 target dan 48 indikator yang diharapkan dapat membantu tercapainya tujuan dari MDGs. Adapun 18 target dan 48 indikator tersebut disusun oleh konsensus para ahli dari sekertariat PBB, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi untuk Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi (OECD) dan Bank Dunia.
Tujuan (goal) dari Tujuan Pembangunan Internasional/ MDGs  (Internasional Development Goals) pada KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) tahun 2000 di New York, Amerika Serikat adalah sebagai berikut:
Tujuan 1 : Menanggulangi Kemiskinan Dan Kelaparan
Tujuan 2 : Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua
Tujuan 3 : Mendorong Kesetaraan Gender Dan Pemberdayaan Perempuan
Tujuan 4 : Menurunkan Kematian Anak
Tujuan 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu
Tujuan 6 : Mengendalikan Hiv Dan Aids, Malaria Dan Penyakit Menular Lainnya
Tujuan 7 : Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup
Tujuan 8 : Mengembangkan Kemitraan Pembangunan Di Tingkat Global

1.2.  Batasan Pembahasan
          Perlu disampaikan, bahwa terkait tugas yang dibebankan kepada mahasiswa dibatasi pada dua hal dari keseluruhan Millennium Development Goals (Mdgs)/ Tujuan Pembagunan Millenium. Dua hal dari Millennium Development Goals (Mdgs)/ Tujuan Pembagunan Millenium yang menjadi fokus pembahasan pada tulisan ini hanya pada tujuan (goal) ke-empat dan ke-lima. Adapun tujuan (goal) ke-empat dan ke-lima yang menjadi fokus pembahasan pada tulisan ini adalah :
1.      Tujuan Pembagunan Millenium 4 : Menurunkan Kematian Anak
2.      Tujuan Pembagunan Millenium 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu














BAB II
ISI

2.1.       Tujuan Pembagunan Millenium 4 : Menurunkan Kematian Anak
A.           Kematian Anak
          Masalah kematian anak merupakan salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara sehingga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa. Menurut data WHO (2010) jumlah kematian anak berumur di bawah 5 tahun yaitu 7,6 juta. Faktor yang memengaruhi kematian anak menurut UNICEF (2001) yaitu menurunnya kualitas hidup anak pada usia 3 tahun pertama hidupnya. Penurunan kualitas hidup itu antara lain gizi buruk, ibu sering sakit, status kesehatan buruk, kemiskinan dan diskriminasi gender. Di antara 10 negara ASEAN, Anka Kematian Bayi (AKB) Indonesia menempati peringkat ke-7 sebelum Kamboja, Laos, dan Myanmar. Besar AKB di Indonesia menurut SDKI Tahun 2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup.
          Kejadian kematian bayi yang terbanyak terjadi adalah pada saat persalinan, pasca persalinan, dan hari-hari pertama kehidupan bayi masih menjadi tragedi yang terus terjadi di Indonesia. Dua pertiga kematian bayi terjadi pada masa neonatal (28 hari pertamakehidupan).



B.            Penyebab Kematian Anak
          Penyebab utama kematian bayi adalah kematian perinatal (36 persen), diikuti oleh pneumonia (28 persen). Dua penyebab kematian utama pada bayi baru lahir adalah prematuritas disertai berat lahir rendah mencapai 29,2 persen dan asfiksia lahir (kegagalan bernapas spontan) mencapai 27 persen. Penyebab utama kematian balita adalah pneumonia hingga 23 persen, sedangkan bagi anak umur 5-14 tahun penyebab utama kematian adalah tifus, kecelakaan, dan neoplasma. Untuk anak umur lebih dari 15 tahun penyebab utama kematian adalah kecelakaan, tuberkulosis, dan komplikasi maternal. www.bappenas.go.id/files/9013/4986/1928/buku.doc/12-10-2015/14:16

C.            Tantangan Penurunan Kematian Anak
          Selain beberapa penyebab kematian anak, perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan sasaran penurunan kematian anak adalah beberapa tantangan. Tantangan itu antara lain tantangan utama, tantangan program, dan tantangan terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan. Yang dimaksud tantangan tersebut sebagai berikut :
1.  Tantangan utama
Adalah mempertahankan dan memperluas upaya cakupan imunisasi, deteksi dini dan perawatan segera bagi balita sakit atau Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), perbaikan gizi, dan keterlibatan keluarga, peran serta masyarakat, pengendalian faktor risiko lingkungan (akses terhadap air bersih dan sanitasi)
2.  Tantangan program, sebagai berikut:
a.       Pengawasan program, sinkronisasi pada intervensi efektif yang berbasis fakta menuju universal coverage, perencanaan sektoral terintegrasi, serta kecukupan anggaran;
  1. Perbaikan tata kelola, pelatihan staf, pendanaan dan promosi MTBS di tingkat akar rumput;
  2. Penekanan pada intervensi gizi yang ’cost-effective’, layak, dan dapat diterapkan secara luas - yang dilaksanakan oleh penyedia layanan yang terlatih dengan dukungan sumber daya yang kuat; dan
  3. Merancang program informasi dan perubahan perilaku yang memanfaatkan peran keluarga dan melibatkannya dalam  meningkatkan kesejahteraan anak.
3.      Terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan
Adalah keterjangkauan layanan kesehatan oleh masyarakat yang menyangkut jarak, biaya, dan transportasi.   

2.2.       Tujuan Pembagunan Millenium 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu Hamil
          Tujuan Pembagunan Millenium 5 adalah Meningkatkan Kesehatan Ibu.hal ini terkait dengan  Salah satu yang menjadi masalah kesehatan dunia adalah kematian ibu hamil dan melahirkan. Menurut data WHO (2010) bahwa sebanyak 536.000 wanita meninggal di seluruh dunia karena persalinan dan sebanyak 99% kematian ibu tersebut banyak terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
          Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Hal ini masih menjadi masalah yang serius. Besar Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia juga masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. AKI Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 160 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam sama seperti Malaysia 160 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup dan Brunei 33 per 100.000 per kelahiran hidup. AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007. Penyebab kematian ibu di Indonesia yaitu akibat perdarahan, eklampsia, sepsis, infeksi dan gagal paru. https://lisyam90.files.wordpress.com/.../derajat-kesehatan-bayi-dan-balita/12-10-2015/17:42.








BAB III
UPAYA-UPAYA MENURUNKAN KEMATIAN ANAK
DAN KEMATIAN IBU
            Langkah dunia yang telah dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu melalui Millenium Development Goal’s (MDG’s). MDG’s 4 terkait dengan penurunan kematian balita dan MDG’s 5 penurunan kematian ibu. Dalam pernyataan WHO dijelaskan bahwa sasaran MDG’s 4 sampai tahun 2015 yaitu mengurangi dua pertiga jumlah kematian anak di dunia. WHO juga menyatakan bahwa target untuk mencapai MDG’s 5 antara 1990 dan 2015 seharusnya 5,5 persen per tahun. Namun data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari 1% per tahun.
Upaya ini diikuti oleh beberapa negara di dunia tak terkecuali pemerintah Indonesia. Melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), telah ditetapkan sasaran untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) sampai dengan 24 per 1.000 kelahiran. https://www.google.co.id.kematian-ibu-bayi-balita/12-10-2015/17:16.
          Berbagai upaya memang telah dilakukan untuk menurunkan kematian anak terutama bayi baru lahir, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan pemberlakuan Kartu Menuju Sehat (KMS), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), dan penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit.
          Upaya terobosan yang paling mutakhir adalah program Jampersal (Jaminan Persalinan) yang digulirkan sejak 2011. Program Jampersal ini diperuntukan bagi seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan. Keberhasilan Jampersal tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat, sehingga dukungan dari lintas sektor dalam hal kemudahan transportasi serta pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting.
          Melalui program ini, pada tahun 2012 Pemerintah menjamin pembiayaan persalinan sekitar 2,5 juta ibu hamil agar mereka mendapatkan layanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan bayi yang dilahirkan sampai dengan masa neonatal di fasilitas kesehatan. Program yang punya slogan Ibu Selamat, Bayi Lahir Sehat ini diharapkan memberikan kontribusi besar dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.







BAB IV
PENUTUP DAN SARAN
4.1. Penutup
          Berbagai pihak telah ikut memperhatikan kelayakan hidup bagi sesama manusia khususnya keberlangsungan hidup dan peningkatan kesehatan. Perhatian ini merupakan sesuatu yang menggembirakan bagi kesejahteraan hidup manusia di dunia. Kekuatan dari rasa peduli sesama dapat menjadi alat ampuh untuk mewujudkan kehidupan manusia yang aman, nyaman dan tenteram.
          Kerjasama baik semua unsur terkait dan juga masyarakat sangat perlu diwujudkan. Dengan bekerjasama maka dari berbagai kekuatan dapat bersatu untuk menuju satu tujuan. Kesadaran ini sangat penting untuk dimunculkan, salah satu yang dapat menjembatani kesadaran menghimpun kekuatan bersama adalah pendidikan.  Melalui pendidikan dari lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan pendidikan formal dapat menjadi pendukung terciptanya kepedulian dan keikutsertaan masyarakat secara luas dalam pencapaian Millennium Development Golds (MDGs).
          Selain itu jaringan informasi juga dapat menjadi kekuatan yang sangat mendukung tercapainya upaya ini. Perluasan informasi menjadikan satu sama lain saling tahu, dan apabila ditujukan pada kebaikan bersama akan menumbuhkan kekuatan yang saling kait mengakait. Tujuan dari Millennium Development Golds (MDGs) adalah kenyataan yang harus diwujudlaksanakan, semua sendi dari kehidupan manusia tentu harus dilibatkan.


4.2. Saran
          Sebagai saran dari tujuan pembangunan melinium adalah dengan bekerjasama yang baik, semua tujuan baik dapat lebih cepat terwujud. Dan terwujudnya tujuan baik untuk seluruh umat manusia adalah jaminan kelangsungan hidup layak dan kesejahteraan. Dalam pendidikan ada upaya peningkatan taraf hidup manusia melalui penyadaran manusia akan kebutuhan hidupnya dan pengetahuan tentang berbagai cara pemenuhan kebutuhan hidup itu sendiri.

















No comments:

Post a Comment