BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
A.
Sejarah
Millennium Development Goals (MDGs)
MDGs adalah singkatan dari Millenium
Developmet Goals, dalam bahasa Indonesia bearti Tujuan Pembangunan Millenium.
MDGs adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan
perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan
pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
Millennium Development Goals (MDG) atau Tujuan Pembangunan Milenium adalah
delapan tujuan yang ingin dicapai oleh berbagai bangsa pada tahun 2015 untuk
menjawab tantangan-tantangan utama pembangunan di seluruh dunia. MDGs merupakan
komitmen bersama negara-negara maju dan negara-negara berkembang dalam
menangani permasalahan utama pembangunan.
MDGs dideklarasikan pada bulan
september tahun 2000, disepakati oleh 189 negara dan ditandatangi oleh 147
kepala pemerintahan dan kepala negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. Dalam
KTT tersebut seluruh perwakilan negara yang hadir sepakat untuk menurunkan
proporsi penduduk yang pendapatannya kurang dari US$ 1 per hari menjadi
setengahnya antara periode 1990-2015.
Fokus utama dalam MDGs adalah
pembangunan manusia, dengan meletakkan dasar pada konsensus dan kemitraan
global untuk pembangunan. Diharapkan, negara-negara yang lebih kaya dapat
mendukung negara-negara miskin dan berkembang dalam melaksanakan tugas
pembangunan mereka. http://akbarrasyidd.blogspot.co.id/2013/04/apa-yang-dimaksud-mdgs_8.html/10-10-2015/18:55.
B.
8 Millennium
Development Goals (Mdgs)/ Tujuan Pembagunan Millenium
Pada mulanya, MDGs merupakan sebuah review atas kebijakan pembangunan yang
dikeluarkan oleh OECD-DAC pada pertengahan tahun 1990 dan kemudian dimasukkan
kedalam Tujuan Pembangunan Internasional (Internasional Development Goals)
tahun 2000 dan direvisi menjadi Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium
Development Goals) pada KTT Milenium. Setiap tujuan (goal) dari MDGs
memiliki satu atau beberapa target dengan beberapa indikatornya. MDGs memiliki
8 tujuan, 18 target, dan 48 indikator yang telah disusun oleh konsensus para
ahli dari sekertariat PBB, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi untuk
Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi (OECD) dan Bank Dunia. http://ryoshiromibu.blogspot.co.id/2013/01/delapan-tujuan-mdgs-millenium_4557.html/10-10-2015/20:33.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa di dalam Tujuan Pembangunan
Milenium (MDGs) terdapat 8 tujuan yang harus dicapai dengan 18 target dan 48
indikator yang diharapkan dapat membantu tercapainya tujuan dari MDGs. Adapun
18 target dan 48 indikator tersebut disusun oleh konsensus para ahli dari
sekertariat PBB, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi untuk Pembangunan
dan Kerjasama Ekonomi (OECD) dan Bank Dunia.
Tujuan (goal) dari Tujuan Pembangunan Internasional/
MDGs (Internasional Development Goals)
pada KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) tahun 2000 di New York, Amerika
Serikat adalah sebagai berikut:
Tujuan 1 : Menanggulangi Kemiskinan Dan
Kelaparan
Tujuan 2 : Mencapai Pendidikan Dasar Untuk
Semua
Tujuan 3 : Mendorong Kesetaraan Gender Dan
Pemberdayaan Perempuan
Tujuan 4 : Menurunkan Kematian Anak
Tujuan 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu
Tujuan 6 : Mengendalikan Hiv Dan Aids,
Malaria Dan Penyakit Menular Lainnya
Tujuan 7 : Menjamin Kelestarian Lingkungan
Hidup
Tujuan 8 : Mengembangkan Kemitraan
Pembangunan Di Tingkat Global
1.2.
Batasan Pembahasan
Perlu disampaikan,
bahwa terkait tugas yang dibebankan kepada mahasiswa dibatasi pada dua hal dari
keseluruhan Millennium Development Goals (Mdgs)/ Tujuan Pembagunan Millenium. Dua
hal dari Millennium Development Goals (Mdgs)/ Tujuan Pembagunan Millenium yang
menjadi fokus pembahasan pada tulisan ini hanya pada tujuan (goal) ke-empat
dan ke-lima. Adapun tujuan (goal) ke-empat dan ke-lima yang menjadi
fokus pembahasan pada tulisan ini adalah :
1.
Tujuan Pembagunan
Millenium 4 : Menurunkan Kematian Anak
2.
Tujuan Pembagunan
Millenium 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu
BAB II
ISI
2.1.
Tujuan Pembagunan Millenium 4 : Menurunkan Kematian Anak
A.
Kematian
Anak
Masalah kematian anak merupakan salah
satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara sehingga dapat
digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa. Menurut data WHO (2010)
jumlah kematian anak berumur di bawah 5 tahun yaitu 7,6 juta. Faktor yang
memengaruhi kematian anak menurut UNICEF (2001) yaitu menurunnya kualitas hidup
anak pada usia 3 tahun pertama hidupnya. Penurunan kualitas hidup itu antara
lain gizi buruk, ibu sering sakit, status kesehatan buruk, kemiskinan dan
diskriminasi gender. Di antara 10 negara ASEAN, Anka Kematian Bayi (AKB) Indonesia
menempati peringkat ke-7 sebelum Kamboja, Laos, dan Myanmar. Besar AKB di
Indonesia menurut SDKI Tahun 2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup.
Kejadian kematian bayi yang terbanyak
terjadi adalah pada saat persalinan, pasca persalinan, dan hari-hari pertama
kehidupan bayi masih menjadi tragedi yang terus terjadi di Indonesia. Dua
pertiga kematian bayi terjadi pada masa neonatal (28 hari pertamakehidupan).
B.
Penyebab
Kematian Anak
Penyebab utama kematian
bayi adalah kematian perinatal (36 persen), diikuti oleh pneumonia (28 persen). Dua penyebab kematian
utama pada bayi baru lahir adalah prematuritas disertai berat lahir rendah mencapai 29,2 persen dan asfiksia lahir (kegagalan bernapas spontan) mencapai 27 persen. Penyebab utama
kematian balita adalah pneumonia hingga
23 persen, sedangkan bagi
anak umur 5-14 tahun penyebab utama
kematian adalah tifus, kecelakaan, dan neoplasma. Untuk anak umur lebih dari 15 tahun penyebab utama
kematian adalah kecelakaan, tuberkulosis,
dan komplikasi maternal. www.bappenas.go.id/files/9013/4986/1928/buku.doc/12-10-2015/14:16
C.
Tantangan
Penurunan Kematian Anak
Selain beberapa penyebab kematian
anak, perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan sasaran penurunan kematian anak
adalah beberapa tantangan. Tantangan itu antara lain tantangan utama, tantangan
program, dan tantangan terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan. Yang
dimaksud tantangan tersebut sebagai berikut :
1.
Tantangan utama
Adalah mempertahankan dan memperluas upaya
cakupan imunisasi, deteksi dini dan perawatan segera bagi balita sakit atau
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), perbaikan gizi, dan keterlibatan
keluarga, peran serta masyarakat, pengendalian faktor risiko lingkungan (akses
terhadap air bersih dan sanitasi)
2.
Tantangan program, sebagai berikut:
a.
Pengawasan program, sinkronisasi pada
intervensi efektif yang berbasis fakta menuju universal coverage,
perencanaan sektoral terintegrasi, serta kecukupan anggaran;
- Perbaikan tata kelola, pelatihan staf, pendanaan
dan promosi MTBS di tingkat akar rumput;
- Penekanan pada intervensi gizi yang ’cost-effective’,
layak, dan dapat diterapkan secara luas - yang dilaksanakan oleh penyedia
layanan yang terlatih dengan dukungan sumber daya yang kuat; dan
- Merancang program informasi dan perubahan
perilaku yang memanfaatkan peran keluarga dan melibatkannya dalam meningkatkan kesejahteraan anak.
3.
Terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan
Adalah keterjangkauan layanan kesehatan oleh masyarakat yang
menyangkut jarak, biaya, dan transportasi.
2.2.
Tujuan Pembagunan Millenium 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu Hamil
Tujuan Pembagunan
Millenium 5 adalah Meningkatkan Kesehatan Ibu.hal ini terkait dengan Salah satu yang menjadi masalah kesehatan
dunia adalah kematian ibu hamil dan melahirkan. Menurut data WHO (2010) bahwa
sebanyak 536.000 wanita meninggal di seluruh dunia karena persalinan dan
sebanyak 99% kematian ibu tersebut banyak terjadi di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia.
Dari lima juta kelahiran yang terjadi
di Indonesia setiap tahunnya diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat
komplikasi kehamilan atau persalinan. Hal ini masih menjadi masalah yang
serius. Besar Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia juga masih relatif tinggi
jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. AKI Singapura 6 per
100.000 kelahiran hidup, Malaysia 160 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam sama
seperti Malaysia 160 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000
kelahiran hidup dan Brunei 33 per 100.000 per kelahiran hidup. AKI Indonesia
sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup menurut data Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) Tahun 2007. Penyebab kematian ibu di Indonesia yaitu akibat
perdarahan, eklampsia, sepsis, infeksi dan gagal paru. https://lisyam90.files.wordpress.com/.../derajat-kesehatan-bayi-dan-balita/12-10-2015/17:42.
BAB III
UPAYA-UPAYA MENURUNKAN KEMATIAN ANAK
DAN KEMATIAN IBU
Langkah dunia yang telah dilakukan
untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu melalui Millenium Development Goal’s
(MDG’s). MDG’s 4 terkait dengan penurunan kematian balita dan MDG’s 5 penurunan
kematian ibu. Dalam pernyataan WHO dijelaskan bahwa sasaran MDG’s 4 sampai
tahun 2015 yaitu mengurangi dua pertiga jumlah kematian anak di dunia. WHO juga
menyatakan bahwa target untuk mencapai MDG’s 5 antara 1990 dan 2015 seharusnya
5,5 persen per tahun. Namun data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan
angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari 1% per tahun.
Upaya
ini diikuti oleh beberapa negara di dunia tak terkecuali pemerintah Indonesia.
Melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes
RI), telah ditetapkan sasaran untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) sampai
dengan 24 per 1.000 kelahiran. https://www.google.co.id.kematian-ibu-bayi-balita/12-10-2015/17:16.
Berbagai
upaya memang telah dilakukan untuk menurunkan kematian anak terutama bayi baru
lahir, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa,
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan pemberlakuan Kartu Menuju Sehat
(KMS), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), dan penyediaan
fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di
Puskesmas perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) di rumah sakit.
Upaya terobosan yang
paling mutakhir adalah program Jampersal (Jaminan Persalinan) yang digulirkan
sejak 2011. Program Jampersal ini diperuntukan bagi seluruh ibu hamil, bersalin
dan nifas serta bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan atau
asuransi kesehatan. Keberhasilan Jampersal tidak hanya ditentukan oleh
ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat menjangkau
pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari
masyarakat, sehingga dukungan dari lintas sektor dalam hal kemudahan transportasi
serta pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting.
Melalui program ini,
pada tahun 2012 Pemerintah menjamin pembiayaan persalinan sekitar 2,5 juta ibu
hamil agar mereka mendapatkan layanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan bayi
yang dilahirkan sampai dengan masa neonatal di fasilitas kesehatan. Program
yang punya slogan Ibu Selamat, Bayi Lahir Sehat ini diharapkan memberikan
kontribusi besar dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi
baru lahir.
BAB IV
PENUTUP DAN SARAN
4.1.
Penutup
Berbagai pihak
telah ikut memperhatikan kelayakan hidup bagi sesama manusia khususnya
keberlangsungan hidup dan peningkatan kesehatan. Perhatian ini merupakan
sesuatu yang menggembirakan bagi kesejahteraan hidup manusia di dunia. Kekuatan
dari rasa peduli sesama dapat menjadi alat ampuh untuk mewujudkan kehidupan
manusia yang aman, nyaman dan tenteram.
Kerjasama baik
semua unsur terkait dan juga masyarakat sangat perlu diwujudkan. Dengan
bekerjasama maka dari berbagai kekuatan dapat bersatu untuk menuju satu tujuan.
Kesadaran ini sangat penting untuk dimunculkan, salah satu yang dapat
menjembatani kesadaran menghimpun kekuatan bersama adalah pendidikan. Melalui pendidikan dari lingkungan keluarga,
masyarakat dan lingkungan pendidikan formal dapat menjadi pendukung terciptanya
kepedulian dan keikutsertaan masyarakat secara luas dalam pencapaian Millennium
Development Golds (MDGs).
Selain itu
jaringan informasi juga dapat menjadi kekuatan yang sangat mendukung
tercapainya upaya ini. Perluasan informasi menjadikan satu sama lain saling
tahu, dan apabila ditujukan pada kebaikan bersama akan menumbuhkan kekuatan
yang saling kait mengakait. Tujuan dari Millennium Development Golds (MDGs)
adalah kenyataan yang harus diwujudlaksanakan, semua sendi dari kehidupan
manusia tentu harus dilibatkan.
4.2. Saran
Sebagai saran dari
tujuan pembangunan melinium adalah dengan bekerjasama yang baik, semua tujuan
baik dapat lebih cepat terwujud. Dan terwujudnya tujuan baik untuk seluruh umat
manusia adalah jaminan kelangsungan hidup layak dan kesejahteraan. Dalam
pendidikan ada upaya peningkatan taraf hidup manusia melalui penyadaran manusia
akan kebutuhan hidupnya dan pengetahuan tentang berbagai cara pemenuhan
kebutuhan hidup itu sendiri.
No comments:
Post a Comment