Thursday, November 26, 2015

PENELITIAN PENDIDIKAN

TUGAS MANDIRI
                                                                               
MATA KULIAH                   : METODOLOGI PENELITIAN
SKS                                         : 2 SKS
KODE                                     : UNI814102
            PROGRAM STUDI               : Magister Keguruan Guru SD           
DOSEN PENGAMPU           : DR. M. Thoha B.Sampurna Jaya,M.S



 







 OLEH
I S W A N T O
NPM. 1523053012


PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER KEGURUAN GURU SD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2015








PROPOSAL PENELITIAN










KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim,
Alhamdulillahirobbil’alamin, asyhadu anllaailahaillalloh wa asyhadu anna muhammadan rosululloh sholallohu ‘alaihi wassalam wa ‘ala alihi wa ashhabihi ajma’in amma ba’du,
Penelitian dalam proses pembelajaran adalah salah satu sarana untuk mengevaluasi proses pembelajaran dan mencari metode yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Metode yang tepat dalam proses pembelajaran akan menjadikan proses pembelajaran berkualitas. Proses pembelajaran yang berkualitas menjadikan pembelajaran lebih bermakana bagi peserta pembelajaran. Hal inilah yang menjadikan penelitian proses pembelajaran semakin penting dalam dunia pendidikan. Peran penelitian bahkan menyangkut kelangsungan dari keberhasilan pendidikan.
Berbagai penelitian sudah dilakukan oleh para peneliti. Hasil penelitian yang relevansi sudah banyak dijadikan acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berbagai terapan hasil penelitian di dunia pendidikan telah menjadikan banyak keberhasilan. Kegiatan penelitian sengaja peneliti rancang dalam rangka ikut serta mencari berbagai solusi dalam perkembangan pada dunia pendidikan, dan sebagai memenuhi tugas mata kuliah METODE PENELIAN pada MKGSD. Rancangan penelitian ini peneliti susun dalam bentuk proposal penelitian.
Peneliti menyadari bahwa susunan proposal penelitian ini jauh dari sempurna. Ketidak sempurnaan itu karena dangkalnya pengetahuan dan kurangnya kemampuan penyusun proposal penelitian ini. Oleh sebab itu kritik dan saran para pembaca budiman terutama Dr. M. THOHA B. SAMPOERNA JAYA, MS. sangat penyusun harapkan demi sempurnanya susunan proposal dan lebih baiknya pelaksanaan penelitian. Selanjutnya dengan setulus hati peneliti mengucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang turut membantu hingga selesainya tugas penyusunan proposal ini.
1.        Dr. M. THOHA B. SAMPOERNA JAYA, MS. dosen pembimbing mata kuliah METODE PENELITIAN, dan
2.        Rekan-rekan kuliah serta semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.



Bandar Lampung,  November 2015

Penyusun










DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah............................................................................................. 6
1.3 Perumusan Masalah Dan Permasalahan............................................................... 6
1.4 Pembatasan Masalah............................................................................................ 7
1.5 Tujuan Penelitian.................................................................................................. 7
1.6 Kegunaan Dan Manfaat Penelitian...................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN KEPUSTAKAAN
2.1 Kajian/ Landasan Teori........................................................................................ 9
          2.1.1 Modul Pembelajaran................................................................................ 9
          2.1.2 Metode Pembelajaran Inkuiri.................................................................. 12
          2.1.3 Aktivitas Belajar...................................................................................... 16
          2.1.4 Hasil Belajar............................................................................................ 19
2.2 Kerangka Pikir..................................................................................................... 20
2.3 Hipotesis.............................................................................................................. 21
BAB III Metodologi Penelitian
3.1 Wilayah Penelitian............................................................................................... 22
3.2 Populasi, Sampel dan Tenik Sampling................................................................. 22
          3.2.1 Populasi................................................................................................... 22
          3.2.2 Sampel..................................................................................................... 23
          3.3.3 Teknik Sampling...................................................................................... 23

DAFTAR TABEL


Tabel 1. Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SDN I Rajabasa Raya........................... 5
Tabel 2Siswa kelas VI SDN I Rajabasa Raya Tahun Pelajaran 2015/2016............ 22





















DAFTAR GAMBAR



Gambar 1. Kerangka pikir penelitian......................................................................... 21















 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.     Latar Belakang Masalah
            Pendidikan di Indonesia sedang diuji kredibilitasnya. Pendidikan indonesia dianggap gagal oleh kalangan yang tidak puas dengan output pendidikan di Indonesia, ini terkait dengan isu negatif yang menyeruak dari fenomena pelajar di Indonesia. Tindak kekerasan, tawuran, pelecehan seksual dikalangan pelajar sering mewarnai media elektonika dalam tayangan berita aktual. Tentu ini membuat banyak pihak terperanjat. Tidak hanya orang tua, para guru dan masyarakat secara umum tercengang melihat kenyataan ini. Pertanyaan muncul, selama ini dididik bagaimana sih, siswa-siswi itu?. Mana hasil didikan sekolah selama ini?. Namun ada pertanyaan kaitan ini, apakah segala masalah yang timbul itu hasil pendidikan?, sulit untuk merumuskan jawaban yang pasti. Tapi yang jelas, dewasa ini pendidikan ditunggu-tunggu dan sangat diharapkan menjadi solusi dari beberapa masalah yang dihadapi bangsa ini.
            Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undangdasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (UU no. 20 tentang Sisdiknas, pasal : 1, ayat : 1-2). Pendidikan saat ini semakin menjadi kebutuhan yang vital bagi kemajuan bangsa dan harus secara fokus baik pemikiran ataupun tindak lanjut dan pelaksanaannya. Tidak mungkin pendidikan dilakukan hanya setengah-setengah, hasilnya tidak akan memuaskan, dalam pengelolaan pendidikan harus serius, fokus dan terencana dengan baik yang menyangkut segala aspek pendidikan secara menyeluruh.
            Kurikulum yang berganti dan berubah merupakan perkembangan dari kurikulum itu sendiri untuk dapat menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman dan perkembangan kehidupan manusia. Zaman berkembang, keadaan berubah, tutuntan hidup juga berubah tidak mungkin dihadapi dengan cara-cara lama yang sudah tidak sesuai. Perubahan kurikulum juga menuntut perubahan sikap yang berkaitan dengan pola pikir (maindset) dan pola yang juga harus menyesuaikan sebagai tindak lanjut dari perkembangn kurikulum itu. Menyikapi tuntutan perubahan harus dengan menyeluruh dan bersama-sama maksudnya semua yang terkait dilibatkan, meskipun untuk memulainya secara bertahap karena keadaan.
            Kurikulum 2013 digagas untuk memenuhi tuntutan agar hasil pendidikan memenuhi standart dan  tidak ketinggalan zaman. Namun, pelaksanaan kurikulum 2013 harus menghadapi berbagai kendala dan berbagai persoalan baik di tingkat pusat maupun di lapangan. Sarana dan prasarana yang belum sepenuhnya terpenuhi, pelaksana lapangan (guru) yang belum sepenuhnya memahami konsep kurikulum membutuhkan konsentrasi tersendiri dalam upaya pemenuhannya. Belum lagi tidak tersedianya sarana pendukung seperti ketersediaan buku guru dan buku siswa, ini semakin menambah kompeks persoalan. Dalam hal ini semua pihak terkait dalam dunia pendidikan harus ambil peduli pada bidangnya masing-masing, apatis terhadap persoalan pendidikan hanya akan semakin memperburuk keadaan pendidikan di indonesia.
            Implementasi kurikulum 2013 adalah pada kegiatan belajar di setiap unit kegiatan penyelenggaraan pendidikan yang langsung dikelola oleh guru. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen pembelajaran memegang peran penting dan sebagai penaggungjawab terlaksananya proses pembelajaran.  Guru berkewajiban atas bagaimana pembelajaran dirancang, bagaimana prosesnya, dan tujuan apa yang ingin dicapai. Untuk itu guru harus diberi dukungan maksimal tidak saja dalam hal peningkatan kopetensi tapi juga dukungan dari segi sarana dan prasarana dalam pengelolaan proses pembelajaran yang langsung dihadapi.
            Pada pra observasi, kebanyakan guru masih menggunakan cara-cara lama dalam pembelajaran meskipun kurikulum baru menuntut perubahan. Guru belum terbiasa dengan cara-cara baru yang menjadi karakter dari kurikulum yang baru. Meskipun pada kurikulum baru tidak semua cara lama ditinggalkan, akan tetapi cara-cara baru yang dipandang sesuai dengan tuntutan ini harus banyak dikuasai guru. Untuk itu, guru harus dibantu dalam melakukan perubahan yang dituntut oleh kurikulum, sehingga perubahan itu benar-benar dimulai dan diwujudkan.
            Siswa sebagai subjek pembelajaran, ikut menentukan hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran adalah adanya perubahan kognitif, afektif, atau psikomotorik yang searah dengan tujuan pembelajaran. Siswa tidak boleh dibiarkan pasif apalagi apatis dalam proses pembelajaran. Peran aktif siswa sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, harus diupayakan semaksimal mungkin dan diberdayakan seoptimal mungkin. Aktifitas siswa dalam proses pembelajaran akan semakin meningkatkan hasil belajar.  
            Pada pra observasi, peneliti melihat sebagian besar siswa belum tampak kecakapannya dalam menerapkan capaian yang  didapat dari proses pembelajaran. Sebagai contoh;
1.             Setelah guru menerangkan materi, guru memberi waktu siswa untuk mengajukkan pertanyaan berkaitan materi, sering kali tak satupun siswa bertanya. Dari sini ada dua kemungkinan yaitu, (1) mungkin siswa sudah benar-benar faham, atau (2) mungkin siswa tidak faham sama sekali sehingga untuk melontarkan pertanyaan pun tidak mampu.
2.             Selanjutnya, guru meminta salah seorang siswa menjelaskan kembali materi yang telah diterangkan guru. Tak satu pun siswa yang berani maju untuk menerangkan. Dari sini kemungkinan kedua terlihat lebih nyata dari pada kemungkinan pertama. 
3.             Selanjutnya, guru meminta siswa mengerjakan soal latihan untuk mengukur kemampuan siswa sesuai materi, dengan soal yang telah dianalisis tingkat kemudahan dan kesulitannya. Hasilnya, sebagian besar siswa tidak mampu menyelesaikan soal latihan. Kalaupun selesai, hasilnya tidak sesuai dengan harapan.
            Keadaan nyata kurang optimalnya aktivitas belajar siswa biasanya berpengaruh pada kemampuan siswa. Antara lain kemampuan siswa memahami konsep dari materi pembelajaran. Pengaruh aktivitas dan hasil belajar tergambar pada tabel hasil belajar siswa berikut.

Tabel 1. Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SDN I Rajabasa Raya
(Kreteria Ketuntasan Minimum  = 70)
Nilai Siswa
Jumlah siswa
Persentase (%)
< 70
26
65
≥70
14
35
Jumlah
40
100
                        Sumber : Daftar Nilai Ulangan Harian Guru Kelas VI C
Tahun Pelajaran 2014/2015

            Pada tabel tersebut terlihat bahwa dari 40 siswa yang ada hanya 35 % siswa yang nilainya mencapai KKM, selebihnya yaitu 65 % siswa nilainya belum mencapai KKM. Fakta tersebut sungguh tidak menggembirakan, apalagi mata pelajaran IPA termasuk salah satu mata pelajaran yang diujikan secara nasional (UN). Meskipun nilai ulangan harian dalam bentuk tes soal ini bukan merupakan keseluruan dari aspek penilaian, akan tetapi setidaknya menjadi gambaran dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data nilai ini setidaknya dapat menjadi ukuran sebarapa banyak konsep pembelajaran yang diserap oleh siswa proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.
            Modul yang dirancang secara khusus untuk mengarahkan proses pembelajaran melibatkan peran aktif siswa diharapkan menjadi solusi sebagian masalah dari sekian banyaknya masalah pembelajaran. Modul yang dirancang secara khusus diharapkan mampu mengkondisikan siswa lebih terlibat dalam pembelajaran, mendorong keberanian siswa mengungkapkan buah pemikirannya dengan mencermati dan mengikuti langkah-langkah pada modul sebagai pemandu proses pembelajaran, selain itu juga menjadikan siswa berfikir kritis analitis sehingga tiga aspek yang menjadi sasasaran proses pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik dapat tercapai.  
1.2. Identifikasi Masalah
            Ada beberapa masalah yang peneliti temui dalam pra observasi proses pembelajaran di SDN I Rajabasa Raya sehingga dapat dicatat, antara lain:
1)             Guru belum menggunakan media belajar yang kompetitif.
2)             Pembelajaran dilaksanakan secara konvensional dimana guru sebagai sentral pembelajaran.
3)             Hasil belajar sebagian besar siswa rendah.
4)             Semangat belajar siswa kurang optimal.
5)             Tidak semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
6)             Siswa tidak terlatih berinteraksi sesama siswa dalam pembelajaran.
7)             Siswa lebih sebagai objek dari pada subjek pembelajaran.
8)             Siswa kurang difungsikan sebagai penentu hasil pembelajaran.
1.3. Perumusan Masalah dan Permasalahan
            Berdasarkan identifikasi di atas, peneliti merumuskan masalah dalam hal ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Dari rumusan masalah ini maka permasalahan penelitian adalah :
1)             Bagaimana mengelola pembelajaran yang efektif menggunakan modul pembelajaran dengan metode inkuiri ?.
2)             Bagaiman membuat siswa banyak terlibat dalam pembelajaran mengikuti panduan modul pembelajaran dengan metode inkuiri?.
3)             Bagaimana meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan pembelajaran yang dipandu menggunakan arahan pada modul pembelajaran dengan metode inkuiri itu?.
1.4. Pembatasan Masalah
            Mengingat keterbatasan waktu dan berbagai hal, peneliti menfokuskan penelitian ini pada masalah :
1)             Bagaimana efektivitas modul pembelajaran dengan metode inkuiri pada proses belajar?.
2)             Bagaimana modul pembelajaran dengan metode inkuiri meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar?.
3)             Bagaimana modul pembelajaran dengan metode inkuiri meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa?.

            Dengan demikian judul penelitian ini adalah :
“Pengembangan modul pembelajaran dengan metode inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SDN I Rajabasa Raya”.
1.5. Tujuan Penelitian
            Berdasarkan rumusan masalah dan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1)             Membuktikan bahwa modul pembelajaran dengan metode inkuiri dapat memandu pembelajaran menjadi efektif.
2)             Membuktikan bahwa modul pembelajaran pembelajaran dengan metode inkuiri menjadikan siswa lebih banyak terlibat dalam proses pembelajaran.
3)             Membuktikan bahwa pembelajaran mengikuti panduan modul pembelajarn pembelajaran dengan metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
1.6.            Kegunaan dan Manfaat Penelitian
1.             Bagi Sekolah
a.             Meningkatkan mutu proses pembelajaran di SDN 1 Rajabasa Raya.
b.             Meningkatkan mutu lulusan SDN 1 Rajabasa Raya.
c.              Menjadi salah satu media pembelajaran dari media-media yang ada sebelumnya.
2.             Bagi Guru
a.              Memperbaiki pengelolaan pembelajaran.
b.             Sebagai salah satu alternatif bagi guru dalam menentukan pilihan media pembelajaran.
c.              Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru terhadap suatu media pembelajaran.
d.             Menjadi solusi bagi guru dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran, aktivitas dan hasil belajar siswa.
3.             Bagi Peserta didik
a.              Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
b.             Memberikan pengetahuan baru kepada peserta didik bagaimana cara belajar yang lebih baik.
c.              Menjadi alternatif yang dapat dipilih untuk proses pembelajaran.


BAB II
KAJIAN TEORI DAN KEPUSTAKAAN

2.1.      Kajian/ Landasan Teori
2.1.1.      Modul Pembelajaran
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya yang terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan “bahasa pengajar” atau bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya. Maka dari itulah, media ini sering disebut bahan instruksional mandiri. Pengajar tidak secara langsung  memberi pelajaran atau mengajarkan sesuatu kepada para murid-muridnya dengan tatap muka, tetapi cukup dengan modul-modul ini.
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sis- tematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut.
1.      Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus;
a.      berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas;
b.     berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas;
c.      menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pema- paran materi pembelajaran;
d.     menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memung- kinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasa- annya;
e.      kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya;
f.      menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;
g.     terdapat rangkuman materi pembelajaran;
h.     terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan peng- gunaan diklat melakukan ‘self assessment’;
i.       terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi;
j.       terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya menge- tahui tingkat penguasaan materi; dan
k.     tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendu- kung materi pembelajaran dimaksud.
2.         Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.
3.      Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, pebelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempe- lajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.
4.      Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.
5.      User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.
Tujuan penyusunan modul salah satunya adalah untuk menyediakan bahan ajar  yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik  materi ajar dan karakteristik peserta didik serta setting atau latar belakang lingkungan sosialnya.  Modul memiliki berbagai manfaat baik ditinjau dari kepentingan peserta didik maupun dari kepentingan guru. Bagi peserta didik modul bermanfaat antaralain ; (1) peserta didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri, (2) belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari diluar kelas dan diluar  jam pembelajaran, (3) berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya, (4) berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan latihan yang disajikan dalam modul, (5) mampu membelajarkan diri sendiri, (6) mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya bagi guru.  Penyusunan modul bermanfaat karena ;  (1) mengurangi ketergantungan terhadap ketersediaan buku teks, (2) memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai referensi,  (3) menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis bahan ajar,  (4) membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dengan peserta didik karena pembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka, (5) menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
2.1.2        Metode pembelajaran inkuiri
            Inkuiri berasal dari kata “inquire” yang artinya mencari atau mempertanyakan. Model pendekatan inkuiri telah diperkenalkan sejak tahun 1970 sebagai suatu metode. Di Indonesia inkuiri sering dipasangkan dengan metode penemuan (discovery), khususnya dalam pembelajaran sekitar tahun 1980. Inkuiri kemudian dikenal sebagai pendekatan seperti pendekatan konsep, pendekatan tujuan, pendekatan lingkungan sekitar Tahun 1990, juga ada yang memperkenalkan sebagai salah satu model mengajar dari rumpun pemprosesan informasi sejak tahun 1980.
            Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berarti mendorong membelajarkan siswa untuk menggunakan prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang pengalaman.
            Jenis-jenis metode pembelajaran Inkuiri:
1.      Inkuiri Terbimbing
Dalam proses belajar mengajar dengan metode inkuiri terbimbing, siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya dari seorang guru. Petunjuk- petunjuk itu pada umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing (Wartono 1999). Selain pertanyaan-pertanyaan, guru juga dapat memberikan penjelasan- penjelasan seperlunya pada saat siswa akan melakukan percobaan, misalnya penjelasan tentang cara-cara melakukan percobaan. Metode inkuiri terbimbing biasanya digunakan bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan menggunakan metode inkuiri. Pada tahap permulaan diberikan lebih banyak bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu dikurangi seperti yang dikemukakan oleh (Hudoyono 1979) bahwa dalam usaha menemukan suatu konsep siswa memerlukan bimbingan bahkan memerlukan pertolongan guru setapak demi setapak. Siswa memerlukan bantuan untuk mengembangkan kemampuannya memahami pengetahuan baru. Walaupun siswa harus berusaha mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi tetapi pertolongan guru tetap diperlukan.
2.      Inkuiri Bebas
Metode ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
3.      Inkuiri Bebas Modifikasi
Metode ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua strategi inkuiri sebelumnya, yaitu:  pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomi anacuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam metode ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan metode ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh  bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.
Sasaran dari pendekatan inkuiri adalah untuk membantu siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual yang diperlukan dalam meneliti data, memproses serta menerapkan logika padanya. Pendekatan Inkuiri memiliki karakteristik :
1.      Cara berpikir berkembang dari pengamatan pada masalah tertentu kepada generalisasi.
2.      Tujuan pengajaran adalah mempelajari proses objek tertentu sampai generalisasi objek tersebut.
3.      Guru sebagai pengontrol data, materi, dan sebagai pemimpin dalam kelas.
4.      Siswa memeberikan reaksi terhadap data, materi ,objek, untuk menemukan pola hubungan berdasarkan pengamatannya dan berdasarkan pengamatan lain dalam kelas.
5.      Kelas dianggap sebagai laboraturium.
6.      Generalisasi biasanya tercipta dari siswa.
7.      Guru mendorong siswa untuk mengkomunikasikan generalisasi yang didapat siswa.
            Inkuiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Inkuiri menuntut siswa berpikir yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual untuk memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata, dengan metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analistis, dan kritis.
            Langkah-langkah pembelajaran Inkuiri ( Mulyasa 2005:236 )
1.   Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan.
2.   Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang jawabanya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.
3.   Memberi penjelasan terhadap persoalan yang membingungkan siswa, menggunakan berbagai tahapan berupa : Penarikan hipotesa, melakukan percobaan/eksperimen, yang diakukan oleh kelompok dalam kelas, menganalisa data hingga menarik sebuah kesimpulan.
4.   Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari.
5.   Merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
6.   Melakukan Evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

2.1.3        Aktivitas Belajar
            Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif yang memungkinkan siswa untuk mecoba dan melakukan sesuatu. Siswa diberi kesempatan untuk berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sendiri karena pada dasarnya pengetahuan bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap Subjek belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (2010:171) yang menyatakan bahwa “Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan siswa belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri”.
            Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Siswa berbuat memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus mendorong aktivitas siswa. Aktivitas yang dimaksud tidak terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas bersifat psikis seperti aktivitas mental. Sebagaimana dikemukakan Joni dalam (Sanjaya, 2009:136) “Belajar bukan hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiwa mental dan proses berpengalaman. Oleh karena itu, setiap peristiwa pembelajaran menuntut keterlibatan intelektual-emosional siswa melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan (motorik, kognitif, dan sosial), penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap”.
            Dengan demikian aktivitas siswa adalah aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang mendorong tercapainya tujuan pembelajaran. Aktivitas tersebut tidak terbatas pada aktivitas fisik akan tetapi juga meliputi aktivitas bersifat psikis seperti aktivitas mental. Proses pembelajaran harus menekankan pada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang dari berbagai aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran. Dierich dalam (Hamalik, 2010:172) membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, yaitu:
1)   Kegiatan-kegiatan visual
     Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2)   Kegiatan-kegiatan lisan
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi
3)   Kegiatan-kegiatan mendengarkan
     Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
4)   Kegiatan-kegiatan menulis
Menulis cerita,menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.
5)        Kegiatan-kegiatan menggambar
      Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola.
6)        Kegiatan-kegiatan metrik
       Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran membuat model, menyelenggarakan permaianan, menari dan berkebun.
7)        Kegiatan-kegiatan mental
       Merenungkan,,mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
8)        Kegiatan-kegiatan emosional
       Minat,membedakan, berani, tenang dan lain-lain.
Jadi dengan klasifikasi aktivitas siswa seperti diuraikan di atas, menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangat bervariasi. Aktivitas yang dilakukan siswa dalam penelitian ini, antara lain:
1)        Tanya jawab antara siswa dengan guru
2)        Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru
3)        Mengerjakan tugas-tugas dari guru
4)        Bekerjasama dengan siswa lain
5)        Berlatih melakukan keterampilan proses (pengamatan, merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesis)
6)        Menyajikan hasil percobaan
7)        Menyimpulkan hasil pengamatan/ percobaan
8)        Perilaku yang tidak relevan
2.1.4        Hasil Belajar
            Menurut Hamalik (2005:155) “Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan”. Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2006:3) “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”.
            Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Kemampuan-kemampuan belajar mencakup aspek (1) Penguasaan materi atau kognitif, (2) Sikap atau afektif, (3) Aplikasi produktif dan keterampilan (psikomotor). Penguasaan kemampuan tersebut tidak lain adalah hasil belajar yang diinginkan (intended learning outcome). Dalam pelaksanaan pembelajaran sebenarnya ketiga aspek tersebut tidak dapat berdiri sendiri.
            Ada beberapa indikator yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (2003:54) di antaranya:
1)        Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang sedang belajar, meliputi tiga faktor yaitu faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
2)        Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri siswa yang sedang belajar, meliputi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
            Selanjutnya Haditono dalam (Dimyati dan Mudjiono, 2006:246) juga berpendapat bahwa banyak siswa memperoleh angka hasil belajar yang rendah. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1)        Kurangnya fasilitas belajar disekolah dan rumah diberbagai pelosok
2)        Siswa makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa ragu dan takut gagal
3)        Kurangnya dorongan mental dari orang tua karena orang tua tidak memahami apa yang dipelajari oleh anaknya disekolah
4)        Keadaan gizi yang rendah, sehingga siswa tidak mampu belajar yang lebih baik.
            Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai dari suatu belajar, juga merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan sesuatu yang telah diperoleh siswa atau seseorang setelah ia mengalami proses belajar yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal setelah mengikuti evaluasi dari proses yang sudah dilakukan
2.2    Kerangka Pikir Penelitian
            Kegiatan pembelajaran kelas VI SDN I Rajabasa Raya umumnya berpusat pada guru. Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga aktifitas dan hasil belajar siswa rendah. Guru dapat menggunakan Metode inkuri yang dapat membuat siswa aktif berpikir secara sistematis dan empiris, berkomunikasi, mencari dan mengolah data yang menekankan kepada penyelesaian masalah. Siswa diharapkan dapat mengkonstruksi sendiri konsep-konsep dari materi pembelajaran. Siswa akan menjadikan konsep-konsep materi pembelajaran  menjadi pengetahuan yang bermakna dan tidak mudah dilupakan sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat. Kerangka pikir dari penelitian ini dapat terlihat dalam bagan di bawah ini:
MODUL
METODE INKUIRI
Aktivitas belajar siswa meningkat

Hasil belajar siswa meningkat

 














Gambar 1. Kerangka pikir penelitian

2.3    Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah jika modul dengan  metode inkuiri diterapkan dalam proses pembelajaran sesuai petunjuk maka akan meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan jika aktivitas belajar siswa meningkat maka hasil belajar siswa juga meningkat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1    Wilayah penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SDN I Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandar lampung Tahun Ajaran 2015/2016.
3.2    Populasi, Sampel dan Tenik Sampling
3.2.1 Populasi
            Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik berupa manusia, peristiwa atau hal-hal yang merupakan variable yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah atau membatu memecahkan masalah atau menunjang keberhasilan penelitian.
            Berdasarkan pengertian tersebut yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 1 Rajabasa Raya Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 123 siswa.
            Berikut ini adalah tabel jumlah seluruh siswa kelas VI SDN 1 Rajabasa Raya Tahun Pelajaran 2015/2016.
Tabel 2Siswa kelas VI SDN I Rajabasa Raya Tahun Pelajaran 2015/2016
No
Kelas
Siswa
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1
VI A
21
20
41
2
VI B
21
21
42
3
VI C
20
20
40
Jumlah
62
61
123
Sumber : Tata Usaha SDN 1 Rajabasa Raya Tahun Pelajaran 2015/2016.


3.2.2        Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam pengambilan sampel ini Suharsini Arikunto (1998:107) mengatakan :
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari :
a.       Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana
b.      Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek karena hal ini menyangkut banyak dana
c.       Besar kecilnya resiko yang tergantung pada peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar tentu saja sampelnya besar, hasilnya akan lebih baik.
Berdasarkan teori tersebut,  maka sampel penelitian ini adalah diambil semua sehingga merupakan penelitian populasi yaitu 123 siswa.
3.2.3 Teknik Sampling
(belum)






3.3. Variabel Penelitian, Definisi Operasional Variabel dan Rencana Pengukuran Variabel
3.3.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variable bebas dan dua variable terikat. Variabel bebas dalam peneltian ini Modul (X1), metode inkuiri (X2), sedangkan variable terikat pada penelitian ini adalah aktivitas (Y1) dan hasil belajar (Y2).
3.3.2 Definisi Operasional Variabel
3.3.2.1 Modul
(belum)


3.3.2.2 Pendekatan inkuiri
Penendekatan inkuiri merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk membantu siswa menyusun fakta, membentuk konsep, dan kemudian menghasilkan penjelasan atau teori yang menerangkan fenomena yang sedang diselidiki.
Indikatornya adalah :
1.        Cara berpikir berkembang dari pengamatan pada masalah tertentu kepada generalisasi.
2.        Tujuan pengajaran adalah mempelajari proses objek tertentu sampai generalisasi objek tersebut.
3.      Guru sebagai pengontrol data, materi, dan sebagai pemimpin dalam kelas.
4.      Kelas dianggap sebagai laboraturium.
5.      Generalisasi biasanya tercipta dari siswa.
6.      Guru mendorong siswa untuk mengkomunikasikan generalisasi yang didapat siswa.
3.3.2.3 Aktivitas siswa
Aktivitas siswa adalah aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang mendorong tercapainya tujuan pembelajaran. Aktivitas tersebut tidak terbatas pada aktivitas fisik akan tetapi juga meliputi aktivitas bersifat psikis seperti aktivitas mental.
Aktivitas yang dilakukan siswa dalam penelitian ini, antara lain:
1.    Tanya jawab antara siswa dengan guru
2.    Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru
3.    Mengerjakan tugas-tugas dari guru
4.    Bekerjasama dengan siswa lain
5.    Berlatih melakukan keterampilan proses (pengamatan, merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesis)
6.    Menyajikan hasil percobaan
7.    Menyimpulkan hasil pengamatan/ percobaan
8.    Perilaku yang tidak relevan
3.3.2.4 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar merupakan sesuatu yang telah diperoleh siswa atau seseorang setelah ia mengalami proses belajar yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal setelah mengikuti evaluasi dari proses yang sudah dilakukan
3.4      Instrumentasi / alat Penelitian
(belum)


3.5      Metode / Teknik Pengumpulan Data
(belum)


3.6      Teknik Analisis Data
(belum)














BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1  Deskripsi Data
4.2  Pengujian Persyaratan Instrumen Analisis
4.3  Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
4.4  Diskusi / Pembahasan
4.5  Keterbatasan Penelitian

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
5.2  Implikasi Hasil Penelitian
5.3  Saran – saran






 DAFTAR PUSTAKA

gurupembaharu.com/home/wp.../26-05-A2-B-Penulisan-Modul. doc. diakses tanggal 05-11-2015.
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press
Rahmi,Aida dan Harmi Hendra.  2013. Pengembangan Bahan Ajar MI.Curup: Lp2 STAIN Curup


DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, 2006, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Renika Cipta,Jakarta, (http://www.hasiltesguru.com,24-12-2013)
Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta. Jakarta. (skripsi Asniah, 2012 Bandar Lampung).
Dinn wahyudin, 2008, Pengantar Pendidikan. Universitas Terbuka . Jakarta. (skripsi Asniah, 2012 Bandar Lampung).
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.
Hamalik. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara Jakarta.
Heinich, et. al. (1996) instructional media and technologies for Learning. New Jersey: Prentice Hakk, Englewood  Chiffs.
            2013)
Kardi dan Nur, 2000, Guru Profesional. Raja Grafindo Persada, Jakarta. (skripsi Asniah 2012, Bandar Lampung).
Lefracois, 1985, The Theory of learning. Gramedia Jakarta. (skripsi Asniah, 2012 Bandar Lampung).
Miftahul Huda, 2010, Model-Model Pembelajaran. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. (skripsi Asniah, 2012 Bandar Lampung).
Mohammad Nur, 2003, Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.
Mulyono, Abdurahman, 2003, pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Oemar, hamalik, 2004. Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara. Jakarta.
Remaja Rosdakarya. Bandung.(Rapani. 2012. Proposal PTK. Universitas Lampung,  Bandar Lampung)
Sadirman, Arif S. 1996. Media Pendidikan. PT. Raja Grafindo, Jakarta. 
Sardiman,2004, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan, Bumi Aksara,Jakarta.
Siddiq M. Djuahar dkk, Pengembangan Bahan Pembelajaran SD, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional : Jakarta.
Soedijanto, 1997. Menuju Pendidikan yang Relevan dan Bermutu, Balai Pustaka Jakarta.
Syarif.Blogspot.com,2009. (Rapani. 2012. Proposal PTK. Universitas Lampung, Bandar Lampung)
Universitas Lampung, 2012, Format Penulisan Karya Ilmiah, Universitas Lampung, Bandar Lampung
Usman, dan Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Winkel,W,S. 1987. Psikologi pengajaran, Gramedia , Jakarta (skripsi Suratmi,2013 Bandar Lampung)



No comments:

Post a Comment